Belajar????
Ada banyak definisi dan ekspresi yang ditampilkan oleh sebagian besar orang
ketika mendengar kata ini. Sebagian orang merasa berbinar-binar, penuh semangat
dan senang sekali dengan belajar. Namun, sebagian yang lainnya merasakan
perbedaan 180 derajat!! Hoamz... mata layu, lemas, lunglai tak berdaya apabila
berhadapan dengan belajar. (hayooo... termasuk yang mana???)
Apapun ekspresi kita ketika harus
berhadapan dengan belajar, namun tetap harus dijalani. Allah sangat
menganjurkan orang-orang untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu, Allah akan
menaikan derajat hambaNya. Ilmu membuat kita menjadi manusia yang lebih berguna
untuk membantu orang lain. Dengan ilmu juga, kita tidak akan rugi karena
menjadi banyak tahu sehingga tidak mudah untuk dibodohi dan diperdaya orang
lain.
Lantas... bagaimana caranya agar
kita bisa terus semangat dalam belajar??? Selain faktor-faktor penyebab
kemalasan yang tentu sudah banyak dijelaskan dan dipelajari, mungkin kita harus
mengenal cara belajar kita terlebih dahulu agar kita bisa merasa enjoy ketika belajar. Seperti yang kita
ketahui, setiap orang itu terlahir dengan keuinikan masing-masing. Mungkin
saja, selama ini kita menggunakan metode belajar yang hanya mengikut-ngikuti
orang saja, padahal tidak cocok dengan kita, sehingga kita tidak pernah
menikmati proses belajar yang kita lakukan. Oleh karena itu, mari kita kenali
cara belajar yang cocok untuk diri kita sendiri.
Dalam berbagai literatur tentang
belajar dan pembelajaran, kita akan menjumpai sejumlah konsep tentang gaya
belajar siswa. Salah satunya adalah gaya belajat yang dikemukakan oleh David
Kolb, salah seorang ahli pendidikan dari Amerika Serikat yang mempopulerkan
teori belajar ‘experiental leraning”. Menurut
Kolb, ada empat gaya belajar siswa, yaitu:
1. Concrete
experience (CE), yaitu siswa belajar
melalui perasaan dengan menekankan pengalaman konkrit. Siswa melibatkan diri
sepenuhnya melalui pengalaman baru, cenderung terbuka dan mampu beradaptasi
dengan perubahan yang ada.
2. Abstarct
conceptualization (AC), yaitu siswa belajar
melalui pemikiran dan lebih fokus kepada analisis logis dari ide-ide,
perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual.
3. Reflective
observation (RO), yaitu siswa belajar melaui pengamatan,
mengamati sebelum menilai, menyimak perkara dari berbagai perspektif dan
menyimak makna dari hal yang diamati.
4. Active
experimentation (AE), yaitu siswa belajar melalui tindakan,
cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil
resiko, dan memengaruhi orang lain lewat perbuatannya.
Selanjutnya,
menurut Kolb, siswa itu tidak hanya didominasi oleh satu gaya belajar, tapi
cenderung membentuk kombinasi gaya belajar. Kombinasi gaya belajar tersebut
diklasifikasikan oleh Kolb menjadi:
1. Tipe
Diverger
Tipe
ini merupakan perpaduan antara Concrete
experience (CE) dan reflective
observation (RO) atau kombinasi perasaan dan pengamatan. Siswa tipe ini
memiliki keunggulan dalam berimajinasi dan melihat situasi konkret dari banyak
sudut pandang yang berbeda. Siswa seperti ini menyukai tugas belajar yang
menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide dan gemar mengumpulkan berbagai
informasi, menyukai kesusastraan, budaya, sejarah, dan ilmu sosial lainnya.
Mereka biasanya lebih banyak bertanya “why”?.
Peran dan fungsi guru yang cocok untuk menghadapi siswa tipe ini adalah guru
motivator.
2. Tipe
Assimilator
Tipe
kedua ini merupakan perpaduan antara abstract
conceptualization (AC) dan reflective
observation (RO) atau kombinasi dari pemikiran dan pengamatan. Cirinya
adalah siswa memiliki keunggulan dalam memahami dan merespons berbagai
informasi serta merangkumnya dalam suatu format yang singkat dan jelas. Siswa
seperti ini cenderung teoritis. Mata pelajaran yang disukai adalah sains dan
matematika. Mereka lebih banyak bertanya “what”?.
Tipe guru yang cocok adalah expert.
3. Tipe
Converger
Tipe
ini merupakan kombinasi dari abstract
conceptualization (AC) dan Active
experimentation (AE) atau perpaduan dari berpikir dan berbuat. Siswa mampu
merespon berbagai peluang dan mampu bekerja secara aktif dalam setiap tugas.
Siswa gemar belajar ketika menghadapi soal dengan jawaban yang pasti, dan
segera berusaha mencari jawaban yang tepat. Dia mau belajar secara trial and error hanya dalam lingkungan
yang dianggap aman dari kegagalan. Siswa tipe ini unggul dalam menemukan fungsi
praktis dari berbagai ide dan teori. Biasanya mereka mempunyai bakat dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Mereka juga cenderung menyukai
tugas teknik (aplikatif). Lebih menyukai bekerja yang berhubungan dengan benda
daripada manusia, masalah sosial dan hubungan antar pribadi. Pelajaran yang
diminati adalah IPA dan teknik. Mereka lebih banyak bertanya “how. Peran guru yang cocok adalah coach.
4. Tipe
Accomodator
Tipe
ini merupakan perpaduan antara concrete
experience (CE) dan active
experimentation (AE) atau kombinasi antara perasaan dan berbuat. Siswa tipe
ini senang mengaplikasikan materi pelajaran dalam berbagai situasi baru untuk
memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Kelebihan siswa tipe ini memiliki
kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukannya
sendri. Mereka suka membuat rencana dan melibatkan dirinya dalam berbagai
pengalaman baru yang menantang. Mereka cenderung bertindak berdasarkan
intuisi/dorongan hati daripada analisis logis , sering menggunakan trial and error dalam memecahkan
masalah, kurang sabar dan ingin segera bertindak. Mata pelajaran yang
disukainya adalah bisnis dan teknik. Pertanyaan yang sering diajaukan adalah “what it”? . Peran dan fungsi guru yang
sesuai dengan tipe ini adalah berusaha untuk menghadapkan siswa pada “open-ended questions”. Penggunaan metode
problem-based learning sangat cocok
untuk tipe ini.
Selain keempat gaya belajar diatas,
ada juga yang disebut dengan modalitas belajar, yaitu cara kita menyerap,
mengatur dan mengolah informasi belajar. Ada tiga modalitas yang menjadi gaya
belajar siswa, yaitu:
1. Gaya
belajar visual (melihat)
Ciri-cirinya
adalah:
a. Rapih
dan teratur
b. Berbicara
dengan cepat
c. Perencana
dan pengatur jangka panjang yang baik
d. Teliti
e. Mementingkan
penampilan
f. Pengeja
kata-kata yang baik
g. Mengingat
apa yang dilihat, daripada yang didengar
h. Mengingat
asosiasi visual
i.
Biasanya tidak terganggu keributan
j.
Lebih suka membaca daripada dibacakan
k. Sering
menjawab pertanyaan dengan singkat, seperti ya atau tidak
l.
Lebih suka seni daripada musik
m. Kadang
kehilangan konsentrasi ketika ingin memperhatikan
Strategi belajar tipe
visual adalah:
a. Gunakan
materi visual, seperti gambar, diagram dan peta
b. Gunakan
warna untuk menandai hal penting
c. Membaca
buku ilustrasi
d. Gunakan
multimedia
e. Ilustrasikan
ide kedalam gambar
2. Gaya
belajar auditorial (mendengar)
Ciri-cirinya:
a. Berbicara
pada diri sendiri ketika bekerja
b. Mudah
terganggu keributan
c. Menggerakan
bibir ketika mengucapkan tulisan di buku
d. Senang
membaca dengan keras dan mendengarkan
e. Merasa
kesulitan dalam menulis, tapi hebat dalam bercerita
f. Biasanya
pembicara yang fasih
g. Lebih
suka musik daripada seni
h. Belajar
dengan mendengar daripada apa yang dilihat
i.
Suka berbicara, beriskusi dan
menjelaskan sesuatu panjang lebar
j.
Mempunyai masalah dengan pekerjaan yang
melibatkan visualisasi, seperti gambar
Strategi belajar yang
tepat:
a. Ikut
berpartisipasi dalam diskusi
b. Belajar
dengan cara membaca materi pelajaran dengan keras
c. Menggunakan
musik ketika belajar
d. Mendiskusikan
ide secara verbal
e. Merekam
pelajaran dan mendengarnya berulang-ulang
3. Gaya
Belajar Kinestesia (gerak)
Ciri-cirinya:
a. Berbicara
perlahan
b. Menanggapi
perhatian fisik
c. Berdiri
dekat ketika berbicara dengan orang
d. Selalu
berorientasi pada fisik dan banyak gerakan
e. Belajar
melalui praktek dan rekayasa
f. Menghapal
dengan cara berjalan dan melihat
g. Menggunakan
jari sebagai penunjuk ketika membaca
h. Banyak
menggunakan isyarat tubuh
i.
Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
j.
Tidak dapat mengingat geografi, kecuali
pernah berada di tempat tersebut sebelumnya
k. Kemungkinan
tulisannya jelek
l.
Menyukai permainan yang menyibukan
Strategi belajar yang
cocok:
a. Jangan
memaksakan dia berjam-jam untuk belajar
b. Belajarlah
dengan mengeksplorasi lingkungan (misalnya: membaca sambil menyapu)
c. Mengunyah
permen karet atau ngemil ketika belajar
d. Memberi
tanda pada bagian buku yang dianggap penting
e. Belajar
sambil mendengarkan musik
Nah..
itu dia penjelasan panjang lebar tentang metode dan gaya belajar. Ayo kenali
bagaiman karakter belajarmu, karena hanya kamu yang mengerti keadaan dan
kemampuan diri sendiri. Semoga semakin semangat dalam belajar. ^-^
Sumber: Luthfiati, Arifah, dkk. 2012. Bimbingan Konseling SMA/MA. Klaten: Viva
Pakarindo
Komentar
Posting Komentar