Langsung ke konten utama

Postingan

Recent Page

THANK YOU 2021

Untuk diriku di tahun 2021. Terima kasih banyak sudah berjuang sejauh ini, melewati kata "tidak mampu", "menyerah", "tidak bisa", "lelah" dan "kecewa". Aku tahu kadang kamu merasa terlalu berat menanggung sesuatu. Dalam sepi sendiri, air mata di tahun ini rupanya lebih banyak jatuh bukan? Tak mengapa, ternyata air mata kesedihan dan luka itu juga sebanding dengan air mata bahagia, bukan? Ibarat kata, 2021 adalah tahun dua sisi mata uang dalam hidupmu. Ada kalanya kamu jatuh, menginjak tangga yang salah untuk kesekian kalinya, kebingungan arah menentukan pilihan di persimpangan jalan, ingin berhenti sejenak tapi takut tak bisa memulai kembali,  dan bahkan shock culture dengan semua perubahan "mendadak" dalam hidupmu. But... you're very strong :) sisi mata uang lainnya juga bisa kamu temukan di tahun ini. Cita-cita yang lama tertunda akhirnya terwujud, merasakan peran baru yang diimpikan, singgah di tempat baru akhirnya juga
Postingan terbaru

Hati... ku serahkan kepada pemiliknya

Ada banyak lembaran hidup yang terlewati. Seribu goresan penuh warna telah tercipta disana, tak terkecuali tentang cinta. Cerita yang saat ini masih sering mewarnai hari-hari, dengan tema utama masih seputar "Siapakah Tempat Berlabuhmu Nanti?" Hari demi hari berganti, namun ia masih belum bertemu tempat berlabuhnya. Diakah atau diakah? Entahlah. Ragu banyak menyelimuti. Kegamangan masih sering dirasa, hingga debaran cinta itupun semakin meredup jua. Jujur saja, hati sudah letih dan ingin segera berlabuh di tempat yang Ia ridho. Namun waktu tak kunjung bersahabat. Saat yang lain sudah tiba di dermaga pelabuhan hati, diri ini masih terombang-ambing dalam pencarian yang tak pasti. Debaran itu pernah terasa untuk insan yang kutemui. Namun, tak bisa kubedakan itukah cinta yang fitri ataukah nafsu dan kekaguman semata. Aku pernah salah menilai, karena itu kali ini tak mau kusimpulkan dengan tergesa. Ah sungguh pelik memang masalah cinta. Lelah, sungguh lelah. Berkali gagal

Menelisik surat Cinta-Nya dibalik Pandemi Covid-19

Foto ini diambil di Kampung Toga, Sumedang, tepatnya di bukit tempat Paralayang. Saat itu sekitar pertengahan bulan Februari, sebelum "Negara Api Menyerang". Ya, saat itu semua masih baik-baik saja. Walaupun sudah ada pertanda "serangan", semua masih dapat berjalan normal. Berpergian, menghirup udara segara, menikmati panorama alam, it's possible . Namun semua berubah total saat ini. Kamu bisa memilih untuk berwisata dan berpergian, namun jika melakukannya berarti mengakui bahwa kamu adalah orang yang egois. Karena saat ini pemerintah Indonesia sudah memberlakukan Lockdown alias karantina wilayah yang melarang orang-orang untuk berpergian dan dianjurkan untuk berdiam diri di rumah. Bahkan saat ini social distancing atau menjaga jarak dengan orang lain dan menghindari kerumunan harus dilakukan. Well... ada apakah gerangan? Mengapa dunia jadi seperti penjara dan orang-orang seolah tahanan rumahan? Bukan tanpa sebab, karena tidak mungkin ada asap bil

Suntikan Manis dari Sebuah Kenangan

Setiap orang pasti memiliki masa indah yang ingin selalu dikenang. Saking indahnya, seringkali berharap waktu akan terulang kembali. Sebuah kemustahilan memang, karena waktu tidak pernah berbaik hati memberikan kesempatan kedua. Karena itu, satu-satunya cara adalah menghadirkan mereka yang ada di masa lalumu untuk kembali hadir. Tak peduli berapa lama bertemu mereka, walau sedetik sudah cukup memberikan suntikan manis untuk meneruskan hidup. Mungkin itulah gambaran dari diriku yang akhir-akhir ini begitu merindukan masa sekolahku. Penatnya dunia kerja dan beban orang dewasa rasanya hilang, setiap kali melihat potret kenangan di masa itu. Apalagi ketika melewati tempat-tempat penuh kenangan bersama mereka dulu, rasanya akan seperti memutar film yang membuat hati kembali menghangat.  Allah Maha memahami manusia yang akan merindukan jejak-jejak kehidupan yang telah ditinggalkan. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk sering bersilaturahmi, agar hubungan yang terputus karena jarak

Lihat realita, bukan hanya ilusi semata

Satu hal didunia ini yang tidak pernah kembali, yaitu waktu. Meski satu detik, waktu tidak akan pernah bersedia untuk mengulang kembali. Oleh karena itu, banyak kata mutiara ataupun dalil yang menguraikan tentang betapa berharganya waktu untuk terus mengingatkan manusia. Salah satunya dalam surat Al-Asr ayat 1-3 yang dengan tegasnya mengingatkan manusia untuk memanfaatkan waktu agar terhindar dari kerugian. Imam Syafii juga sudah memberikan nasehat “jika kamu tidak disibukkan dengan kebenaran, maka kamu akan disibukkan dengan kebatilan.” Selain itu, waktu juga sering disamakan dengan pedang dan uang agar manusia mengerti betapa berharga nilainya. Namun, apakah semua itu benar-benar ampuh untuk mengingatkan manusia tentang waktu? Sebagian iya, sebagian lainnya mungkin tidak. Jika kamu bertanya aku termasuk yang mana, maka ku akui aku termasuk yang tidak. Karena itulah alasan ku mengapa malam ini jemariku kembali menari diatas keyboard dan menyajikannya kepadamu. Aku tidak ingin lu

SELAMAT DATANG, DUHAI TAMU AGUNG

Malam ini aku masih terjaga, memaksakan diri untuk merenung sejenak. Sejujurnya mata sudah mulai mengajak menutup hari, namun hati masih belum dapat berdamai karena sesak akan sesuatu. Sesuatu itu, harus ku selesaikan sebelum lupa dan membuat hati kembali membeku. Sesuatu untuk menyiapkan diri menyambut tamu agung yang akan datang mulai esok hari. Jika tidak, tamu yang agung itu akan ku sia-siakan seperti tahun-tahun sebelumnya karena tidak punya pertahanan diri dari sergapan kesibukan dunia. Tamu agung itu hanya datang sebulan selama setahun. Semua insan sangat merindukan kehadirannya karena ia memiliki kemuliaan didalamnya. Kemuliaan yang sangat disayangkan jika dibiarkan berlalu begitu saja. Namun aku takut, euforiaku untuk menyambutmu akan semakin turun dari tahun ke tahun. Karena setelah engkau pergi, disetiap tahunnya aku baru menyadari betapa banyak kekuranganku untuk menjamu mu. Di pertambahan usia duniaku, yang sebenarnya adalah pengurangan jatah hidupku, justru aku semak

Please… Jangan Baper !

           Kata orang, tidak ada yang namanya persabahatan sejati antara seorang perempuan dan seorang laki-laki. Dalam kata “persahabatan” itu, ada rasa lebih yang terkandung didalamnya. Karena mustahil kedekatan dapat terjalin tanpa getaran cinta didalamnya. Benarkah? Mungkin cerita dibawah ini dapat memberikan sedikit jawaban. *** “Rin…. tuh liat Dani ngeliatin kamu aja.”            “Iya tuh Rin, tatapan penuh arti gitu. Kalian kan deket, jangan-jangan Dani ada rasa sama kamu?”             “Ah, masa sih An, Er?” tanyaku setelah mendengar ucapan dua sahabatku, Anti dan Erni.             “Iya, coba kamu lirik deh.” Tambah Anti semakin memprovokasiku untuk melihat apa yang menjadi objek perhatian kedua temanku itu.             Tentu saja aku tidak gila dengan menengok kearah Dani secara langsung. Lewat trik melihat dari sudut mata, aku mencoba menyelidiki perkataan teman-temanku itu. Dan ternyata… memang benar, Dani memperhatikanku.             Aku seringkali tidak am