Foto ini diambil di Kampung Toga, Sumedang, tepatnya di bukit tempat Paralayang. Saat itu sekitar pertengahan bulan Februari, sebelum "Negara Api Menyerang". Ya, saat itu semua masih baik-baik saja. Walaupun sudah ada pertanda "serangan", semua masih dapat berjalan normal. Berpergian, menghirup udara segara, menikmati panorama alam, it's possible.
Namun semua berubah total saat ini. Kamu bisa memilih untuk berwisata dan berpergian, namun jika melakukannya berarti mengakui bahwa kamu adalah orang yang egois. Karena saat ini pemerintah Indonesia sudah memberlakukan Lockdown alias karantina wilayah yang melarang orang-orang untuk berpergian dan dianjurkan untuk berdiam diri di rumah. Bahkan saat ini social distancing atau menjaga jarak dengan orang lain dan menghindari kerumunan harus dilakukan. Well... ada apakah gerangan? Mengapa dunia jadi seperti penjara dan orang-orang seolah tahanan rumahan? Bukan tanpa sebab, karena tidak mungkin ada asap bila tidak ada api. Semua kebebasan seolah hilang sejak virus corona mulai menyebar di Indonesia.
Jika kamu tidak tahu apa itu virus corona, maka eksistensimu perlu dipertanyakan. Karena kepopuleran virus ini sudah mengalahkan ketenaran selebriti, keasyikan mobile legend ataupun kemenarikan produk merk-merk terkenal didunia. Bukan tanpa alasan, virus ini sudah melalangbuana keberbagai negara. Menurut data yang dilansir dari Worldometers, sudah ada 121 negara yang terjangkit virus Corona tersebut. Tentunya, Indonesia adalah salah satu dari negara tersebut.
Kita sempat bersantai ria ketika virus Corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 tersebut menghebohkan Cina di bulan Januari lalu. Ya, asal usul virus yang menyebabkan orang menjadi sesak nafas, batuk, flu dan demam tinggi tersebut memang berasal dari Negeri Tirai Bambu, tepatnya di Kota Wuhan. Penyebarannya sangat cepat karena dapat menular melalui udara, sentuhan fisik ataupun menempel pada benda. Tidak heran negara-negara tetangga Cina seperti Korea Selatan dan Jepang langsung terkena dampaknya. Indonesia masih belum menunjukkan tanda-tanda waspada, bahkan ketika negara tetangga seperti Singapura, Vietnam dan Malaysia sudah terkena dampaknya. Kita masih "santuy" kalau menurut bahasa gaul anak zaman "now". Barulah kepanikan melanda ketika tanggal 2 Maret 2020, Presiden Jokowi mengumumkan 1 warga negara Indonesia terkena positif Corona.
![]() | |||
pasien Corona, sumber :www.cnnindonesia.com |
Dari satu tumbuh seribu, mungkin itulah ibaratnya. Persebaran virus tersebut tidak tertahan, banyak orang yang mulai terjangkit dan bertambah hingga ratusan. Dari Depok menyebar ke daerah-daerah lain di Indonesia, seperi Karawang, Bekasi, Bogor, Aceh dan wilayah lainnya. Pasiennya tidak pandang bulu, mulai dari rakyat jelata hingga pejabat negara, dari yang muda hingga yang tua.
Akhirnya, "kesantuyan" kita menimbulkan bencana. Kita belum siap, terlalu percaya diri Indonesia tidak akan terjangkit.
Tenaga medis tidak punya Alat Pengamanan Diri (APD) yang memadai hingga jas hujan jadi sasaran. Rumah sakit kekeurangan obat dan alat medis. Pengetahuan masyarakat masih minim tentang pencegahan penyakit. Siswa terpaksa belajar dirumah dan kebingungan karena tugas yang menumpuk tanpa banyak dijelaskan oleh gurunya. Orangtua kebingungan karena tidak tahu menahu tentang tugas sekolah dan harus menganggarkan untuk biaya kuota. Banyak masyarakat menengah ke bawah yang terkena dampak kehilangan mata pencaharian dan sulitnya mendapatkan penghasilan karena anjuran #diamdirumah yang digalakkan pemerintah. Parahnya, Anggaran daerah dan pusat belum dianggarkan untuk situasi tersebut. Negara kelabakan, rakyat kebingungan.
Namun, tenangkan diri sejenak ditengah kepanikan tersebut. Coba tutup mata dan kita pakai kacamata yang berbeda. Pasti ada hikmah yang terselip dibalik pandemi yang menghebohkan dunia ini. Emm... mungkin ini pelantara surat cinta dari Allah dalam bentuk yang berbeda, karena kita mengabaikan pesan cinta-Nya yang lain yang ditulis dengan kelembutan dan ketulusan. Ya, surat cinta yang hanya kita pajang hingga berdebu, lupa untuk dibaca karena kesibukan semakin melanda.
Namun, tenangkan diri sejenak ditengah kepanikan tersebut. Coba tutup mata dan kita pakai kacamata yang berbeda. Pasti ada hikmah yang terselip dibalik pandemi yang menghebohkan dunia ini. Emm... mungkin ini pelantara surat cinta dari Allah dalam bentuk yang berbeda, karena kita mengabaikan pesan cinta-Nya yang lain yang ditulis dengan kelembutan dan ketulusan. Ya, surat cinta yang hanya kita pajang hingga berdebu, lupa untuk dibaca karena kesibukan semakin melanda.
Padahal jawaban dari pandemi ini ada dalam surat cinta-Nya:
وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ
ٱلْغَمَامَ وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ ٱلْمَنَّ وَٱلسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا۟ مِن
طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ ۖ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِن كَانُوٓا۟
أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Referensi: https://tafsirweb.com/362-quran-surat-al-baqarah-ayat-57.html
Referensi: https://tafsirweb.com/362-quran-surat-al-baqarah-ayat-57.html
وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ
ٱلْغَمَامَ وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ ٱلْمَنَّ وَٱلسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا۟ مِن
طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ ۖ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِن كَانُوٓا۟
أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Referensi: https://tafsirweb.com/362-quran-surat-al-baqarah-ayat-57.html
Referensi: https://tafsirweb.com/362-quran-surat-al-baqarah-ayat-57.html
وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ
وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۖ وَمَا
ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
"Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Q.S Al Baqarah: 57)"
Ya, awal dari pandemi ini karena kita tidak menuruti firman-Nya untuk memakan makanan yang baik-baik saja. Manusia dikarunia dengan akal dan pikiran untuk memahami maksud dari "makanan yang baik" tersebut. Alat kesehatan dan pengetesan makanan juga sudah canggih untuk membedakan makanan yang boleh dimakan dan tidak. Namun nurani kita seolah tertutup hingga mengikuti nafsu memakan apa saja, sampai Allah menegur lewat Kelewar yang menyebarkan virus Corona.
Lalu cobalah buka surat cinta lain:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ........
" ....Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan/membersihkan diri.(Q.S Al Baqarah : 222)"
Sejak Corona menggemparkan, barulah kita sadar tentang pentingnya kebersihan. Cuci tangan sebelum makan kembali digembor-gemborkan, mandi dan mencuci pakaian kembali dirajinkan. Padahal, Allah telah lama memberitahukan bahwa Ia lebih suka orang yang menjaga kebersihan.
Corona juga membuat kita menyadari betapa berartinya sebuah keluarga. Para pasien yang diisolasi sendirian, dan tenaga medis yang dijauhkan dari keluarga menjadi pelajaran bahwa keluarga adalah hal berharga dan harus kita jaga selama bisa. Bebruat baiklah kepada keluarga selagi ada kesempatan dan sebelum dipisahkan. Pesan ini ada dalam firmannya :
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ
"Dan Kami perintahkan manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya....(Q.S Luqman: 14)"
Allah juga ingin mengembalikan nurani kemanusiaan dan fitrah dasar kita lewat Corona ini. Misalnya hubungan anak dan orangtuanya dapat kembali lebih erat ketika #belajardirumah digalakkan pemerintah agar menghindari Corona. Keluarga seringkali lupa bahwa madrasah pertama anak-anak mereka seperti dalam Firman-Nya:
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
Referensi: https://tafsirweb.com/4628-quran-surat-al-isra-ayat-24.html
Referensi: https://tafsirweb.com/4628-quran-surat-al-isra-ayat-24.html
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا
Referensi: https://tafsirweb.com/4628-quran-surat-al-isra-ayat-24.html
Referensi: https://tafsirweb.com/4628-quran-surat-al-isra-ayat-24.html
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: 'Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil'. (QS. Al-Isra : 24)
"
Ketika keluarga tidak tahu apa yang dipelajari anak-anak mereka disekolah, inilah saatnya untuk mengetahuinya. Melihat mereka kesulitan mengerjakan tugas, berkomunikasi langsung dengan guru pembimbingnya, membantu mereka merekan vidio atau memotret karyanya, mungkin adalah proses yang membuat keluarga kembali menjadi tempat pendidikan bagi anak-anak.
Hal yang lebih utama, Allah ingin kita kembali menemukan hati nurani kemanusiaan kita. Lewat vidio kesulitan dan penderitaan pasien Corona mungkin meluluhkan air mata kita untuk kembali peduli kepada sesama. Kita diajak untuk saling berbagi dalam keterbatasan, saling peduli ditengah himpitan kesulitan. Sikap egois kitapun kembali diredam dan diajak saling menjaga satu sama lain. Hal ini tanpa kita sadarai sudah mengikuti anjurannya
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى
الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ
الْعِقَابِ
".......Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Q.S Al Maidah : 2)"
Intinya, kejadian virus Corona berupa teguran agar kita kembali mendekat kepada-Nya. Maka semoga doa dan ikhtiar kita juga dapat kembali merayu Allah agar menghilangkannya kembali. Semoga bumi kita dapat kembali sehat :)
وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ
Referensi: https://tafsirweb.com/39178-ayat-tentang-tolong-menolong.html
Referensi: https://tafsirweb.com/39178-ayat-tentang-tolong-menolong.html
وَتَعَاوَنُوا عَلَى
الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ
وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Sumber: https://almanhaj.or.id/2800-perintah-untuk-saling-menolong-dalam-mewujudkan-kebaikan-dan-ketakwaan.html
Sumber: https://almanhaj.or.id/2800-perintah-untuk-saling-menolong-dalam-mewujudkan-kebaikan-dan-ketakwaan.html
وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ
Referensi: https://tafsirweb.com/1886-quran-surat-al-maidah-ayat-2.html
Referensi: https://tafsirweb.com/1886-quran-surat-al-maidah-ayat-2.html
وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ
Referensi: https://tafsirweb.com/1886-quran-surat-al-maidah-ayat-2.html
Referensi: https://tafsirweb.com/1886-quran-surat-al-maidah-ayat-2.html
وَتَعَاوَنُوا عَلَى
الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ
وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Sumber: https://almanhaj.or.id/2800-perintah-untuk-saling-menolong-dalam-mewujudkan-kebaikan-dan-ketakwaan.html
Sumber: https://almanhaj.or.id/2800-perintah-untuk-saling-menolong-dalam-mewujudkan-kebaikan-dan-ketakwaan.html
Komentar
Posting Komentar