Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Suntikan Manis dari Sebuah Kenangan

Setiap orang pasti memiliki masa indah yang ingin selalu dikenang. Saking indahnya, seringkali berharap waktu akan terulang kembali. Sebuah kemustahilan memang, karena waktu tidak pernah berbaik hati memberikan kesempatan kedua. Karena itu, satu-satunya cara adalah menghadirkan mereka yang ada di masa lalumu untuk kembali hadir. Tak peduli berapa lama bertemu mereka, walau sedetik sudah cukup memberikan suntikan manis untuk meneruskan hidup. Mungkin itulah gambaran dari diriku yang akhir-akhir ini begitu merindukan masa sekolahku. Penatnya dunia kerja dan beban orang dewasa rasanya hilang, setiap kali melihat potret kenangan di masa itu. Apalagi ketika melewati tempat-tempat penuh kenangan bersama mereka dulu, rasanya akan seperti memutar film yang membuat hati kembali menghangat.  Allah Maha memahami manusia yang akan merindukan jejak-jejak kehidupan yang telah ditinggalkan. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk sering bersilaturahmi, agar hubungan yang terputus karena jarak

Lihat realita, bukan hanya ilusi semata

Satu hal didunia ini yang tidak pernah kembali, yaitu waktu. Meski satu detik, waktu tidak akan pernah bersedia untuk mengulang kembali. Oleh karena itu, banyak kata mutiara ataupun dalil yang menguraikan tentang betapa berharganya waktu untuk terus mengingatkan manusia. Salah satunya dalam surat Al-Asr ayat 1-3 yang dengan tegasnya mengingatkan manusia untuk memanfaatkan waktu agar terhindar dari kerugian. Imam Syafii juga sudah memberikan nasehat “jika kamu tidak disibukkan dengan kebenaran, maka kamu akan disibukkan dengan kebatilan.” Selain itu, waktu juga sering disamakan dengan pedang dan uang agar manusia mengerti betapa berharga nilainya. Namun, apakah semua itu benar-benar ampuh untuk mengingatkan manusia tentang waktu? Sebagian iya, sebagian lainnya mungkin tidak. Jika kamu bertanya aku termasuk yang mana, maka ku akui aku termasuk yang tidak. Karena itulah alasan ku mengapa malam ini jemariku kembali menari diatas keyboard dan menyajikannya kepadamu. Aku tidak ingin lu

SELAMAT DATANG, DUHAI TAMU AGUNG

Malam ini aku masih terjaga, memaksakan diri untuk merenung sejenak. Sejujurnya mata sudah mulai mengajak menutup hari, namun hati masih belum dapat berdamai karena sesak akan sesuatu. Sesuatu itu, harus ku selesaikan sebelum lupa dan membuat hati kembali membeku. Sesuatu untuk menyiapkan diri menyambut tamu agung yang akan datang mulai esok hari. Jika tidak, tamu yang agung itu akan ku sia-siakan seperti tahun-tahun sebelumnya karena tidak punya pertahanan diri dari sergapan kesibukan dunia. Tamu agung itu hanya datang sebulan selama setahun. Semua insan sangat merindukan kehadirannya karena ia memiliki kemuliaan didalamnya. Kemuliaan yang sangat disayangkan jika dibiarkan berlalu begitu saja. Namun aku takut, euforiaku untuk menyambutmu akan semakin turun dari tahun ke tahun. Karena setelah engkau pergi, disetiap tahunnya aku baru menyadari betapa banyak kekuranganku untuk menjamu mu. Di pertambahan usia duniaku, yang sebenarnya adalah pengurangan jatah hidupku, justru aku semak