Setiap orang pasti memiliki masa indah yang ingin selalu dikenang. Saking indahnya, seringkali berharap waktu akan terulang kembali. Sebuah kemustahilan memang, karena waktu tidak pernah berbaik hati memberikan kesempatan kedua. Karena itu, satu-satunya cara adalah menghadirkan mereka yang ada di masa lalumu untuk kembali hadir. Tak peduli berapa lama bertemu mereka, walau sedetik sudah cukup memberikan suntikan manis untuk meneruskan hidup.
Mungkin itulah gambaran dari diriku yang akhir-akhir ini begitu merindukan masa sekolahku. Penatnya dunia kerja dan beban orang dewasa rasanya hilang, setiap kali melihat potret kenangan di masa itu. Apalagi ketika melewati tempat-tempat penuh kenangan bersama mereka dulu, rasanya akan seperti memutar film yang membuat hati kembali menghangat.
Allah Maha memahami manusia yang akan merindukan jejak-jejak kehidupan yang telah ditinggalkan. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk sering bersilaturahmi, agar hubungan yang terputus karena jarak dapat tetap terhubung kembali. Ya, Allah sudah memfasilitasi manusia yang ingin kembali ke masa lalu mereka tanpa harus meminta waktu kembali mundur, cukup kembali hidupkan silaturahmi, kerinduan itu akan terobati.
Namun, silaturahami juga tidak semudah membalikan telapak tangan jika hanya sekedar niat tanpa tindakan. Hidup sudah berubah dan kesibukan setiap orang akan berbentrokan dengan yang lainnya. Mengumpulkan kembali mereka yang pernah hadir dalam hidup kita, nyatanya juga membutuhkan waktu yang tidak sedikit jika terus mengikuti alasan-alasan.
Itu juga terjadi padaku dan teman-teman kuliahku. Dua tahun lebih sejak kami lulus, nyatanya aku belum pernah bertemu dengan mereka lagi. Beberapa orang pernah kujumpai lagi karena kebetulan bertemu saat ujian CPNS, sisanya benar-benar terakhir bertemu saat wisuda. Setelah didesak rindu dan kepenatan hidup, barulah aku dan beberapa teman merencakan bertemu di kota yang penuh kenangan untuk kami, kota kembang Bandung. Inginku bertemu di kampus dan menelusuri jejak-jejak perkuliahan dulu, namun tidak jadi karena satu dua hal. Namun, tidak masalah bukan, dimanapun berada asal bersama mereka kenangan itu akan hadir kembali.
Setelah menunggu 2 tahun lebih, akhirnya aku bertemu kembali dengan Alvin dan Risa. Kami memiliki banyak kesamaan ketika kuliah, terutama dalam hal mencari wifi. Haha... memang itulah yang sering membuat kami bertemu, ketika sama-sama mencari jaringan wifi terbaik di kampus. Haha... kami bahkan sempat membuat grup chat bernama "jurig upi net" karena sering menghabiskan waktu di Upi net, tempat mahasiswa berjejaring wifi. Selain karena wifi, kami dekat karena kebetulan pernah mengurus website bersama. Dan kesamaan yang membuat kami akhirnya bertemu adalah, kami jenuh dengan pekerjaan kami dan merasa itu bukan dunia kami sebenarnya. Dengan tujuan saling menguatkan satu sama lain, pertemuan di Bobobox Bandung pun terjadi.
Risa sudah sampai paling dulu di daerah dekat tempat perkumpulan, sementara Alvin baru akan sampai sore harinya, dan aku sendiri datang tepat tengah hari. Aku naik kereta menuju Bandung, mengingatkan masa-masa kuliah dulu dimana kereta sudah menjadi sahabat perjalanan. Mungkin agak lebay, tapi aku benar-benar menikmati perjalanan sambil larut dalam kenangan dulu. Kurang lebih 4 tahun, jalanan itulah yang aku lewati untuk menimba ilmu. Perjuangan pulang yang kadang larut, berdiri ketika kereta laris manis, terdesak-desak ketika turun dan naik semua masih terekam jelas.
Ketika tiba, aku janjian bertemu Risa di ITC. Kamu tahu dia seperti apa? Emmm sosok ceria yang aku rindukan. Seperti vitamin yang akan membuat siapapun kembali segar. Ia orang yang mengenalkanku pada dunia per Koreaan. Haha... ia siapa sangka aku yang dulu anti dengan drama korea dan musik K-pop bisa berbalik fanatik setelah mengenalnya. Namun lebih dari sekedar karena Koreaan itu, yang membuatku ingin bertemu dengannya lagi karena aku selalu termotivasi dengan semangatnya yang tak pernah takut untuk bermimpi. Ia adalah orang yang tahu apa tujuan hidup dan mimpinya, serta benar-benar berusaha mewujudkannya. Aku butuh tertular lagi oleh semangatnya itu. Karena sejak lulus, aku sudah lupa caranya bermimpi dan tujuan hidupku.
Setelah tiba di tempat tujuan, kami langsung berpelukan ketika bertemu. Ia tidak pernah berubah. Masih seperti kaka yang selalu membimbingku. Aku diajaknya berkeliling mall dan makan dulu sebelum bertemu Alvin. Sudah kukatakan sebelumnya dia itu vitamin. Moodku yang hancur bisa langsung membaik setelah bertemu dengannya. Hujan tiba saat kami memutusakan untuk makan dulu. Kami makan makanan korea sambil tidak lupa membahas perkembangan pekerjaan dan emmm... tentunya masalah cinta-cintaan. haha... tahukah kamu? Dia langsung membuatku kagum lagi, karena dia sudah jadi editor handal sekarang. Bukan sekedar mengoreksi ejaan dan aturan-aturan KBBI, dia sudah bisa menglayout dan menyiapkan naskah sampai layak jadi buku. Dia bisa keluar dari zona nyaman yang kebanyakan dipilih oleh lulusan jurusan kami, karena yakin dengan apa yang dia mau. Jangan tanya aku, yang masih terjebak di zona nyaman itu.
Setelah solat Ashar kami bertemu Alvin di Bobobox. Dia paling telat datang karena memang berangkat dari Tasik. Penampilannya sekarang agak berbeda dari dulu, pipinya lebih berisi. haha... Tapi sosoknya masih seperti dulu. Pemuda multitalent yang sering diandalkan. Kamu mau tahu seperti apa dia? Dia ahli IT, desainer, jago gambar, nulis dan ngatur website, sekarang dia adalah guru sekaligus penjual Macbook yang orderannya sudah meluas. Sama seperti dulu, sosoknya selalu membuatku ingin belajar banyak hal.
Kami bermalam di Bobobox karena ada banyak hal yang harus diceritakan. Haha... Saat itu hari Sabtu, jadi tidak masalah karena esoknya libur. Malam harinya kami menyempatkan makan seafood di IP. Dulu kami sering makan bersama, terutama makan mie ramen. Jika kami pergi ke daerah Gerlong dan Setiabudi, mungkin kami bisa kembali mengunjungi tempat makan yang sering dikunjungi. Makan sambil rapat ringan membicarakan rencana-rencana hidup kedepannya, kami lakukan lagi di malam itu. Tempat dan menu yang berbeda namun nuansa yang sama.
Kami pulang jalan kaki ke Bobobox, menikmati sisa-sisa dinginnya hujan. Kami tertawa karena hal kecil yang tidak perlu kusebutkan. Haha.... Dulu juga seperti itu. Pulang dari kampus berjalan kaki dan ada saja cerita lucu di sepanjang perjalanan itu.
Kami tidak langsung tidur ketika tiba di Bobobox. Mengingat esok hari kami akan kembali ke rutinitas masing-masing, maka kami habiskan sedikit malam untuk bercerita lagi. Kami adalah korban putus asa gagal CPNS tahun lalu, jadi malam itu kami saling menguatkan untuk mencoba keberuntungan tahun ini. Harapan untuk menyusul teman-teman yang sekarang sudah menyandang status sebagai pegawai ASN membuat kami bertekad kembali. Namun, kemungkinan terburuk pun kami diskusikan. Jikalaupun gagal, harapan agar setiap dari kami berhasil adalah obat yang akan diingat ketika pahit-pahitnya kegagalan di tes CPNS kembali menghampiri.
Keesokan harinya kami bertemu dengan Mae, masih teman satu jurusan dulu. Tahukah kamu, hari itu aku merasa beruntung bertemu dengannya. Dia kembali membuatku bertekad untuk melakukan yang terbaik di setiap kesempatan yang datang. Masih seperti dulu, dia sosok yang pintar dan luwes dalam hal sosial. Ia sekarang lolos LPDP dan duduk di bangku S2 dengan gratis. Ia pengajar di sekolah internasional juga. Mendengarkan ceritanya hanya bisa membuatku melongo takjub. Jiwaku yang lama layu seolah disiram untuk kembali mekar melihat perjalananku yang belum seberapa.
Kami berpisah tengah hari lagi. Jujur, rindu itu masih belum sepenuhnya terobati. Namun kenyataan menanti untuk dihadapi, waktu kami masih terbatas untuk melepas rindu lebih lama. Berbekal janji untuk bertemu kembali, kutiupkan rindu di kota kembang untuk bisa kuhirup lagi ketika kembali. Diam-diam di hari itu, aku berterima kasih kepada mereka yang kembali datang. Terima kasih untuk suntikan manisnya, aku bisa kembali merasa hidup. Seperti kalian yang sudah jauh mengejar mimpi, aku juga ingin melakukannya. Tidak peduli seberapa lama menyusul kalian, aku tetap akan berusaha meraih impianku juga.
Komentar
Posting Komentar