Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Aku [Masih] Bersyukur Terlahir di Negara Ini

           Kamu tahu Indonesia? Sebuah negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara. Negara yang berbentuk kepulauan dengan ratusan pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Negara yang subur dengan kekayaan Sumber Daya Alam yang melimpah ruah. Konon katanya, sebatang kayu yang ditancapkan disana dapat tumbuh karena begitu suburnya. Itulah mengapa negara ini mendapat sebutan zamrud kathulistiwa. Keindahan bumi pertiwi ini sampai dibadikan dalam lagu yang dibawakan oleh grup Koes Ploes.     Di negeri itulah aku lahir, dibesarkan, dan mungkin akan menutup mata. Aku bersyukur, Allah menakdirkanku untuk berada disini. Namun, syukurku seringkali memudar ketika aku melihat berbagai polemik negeri yang tak pernah habis-habisnya. Setiap hari, suguhan berita televisi, surat kabar dan internet tidak pernah absen mengabarkan permasalahan rumit negara ini. Mulai dari kriminalitas, masalah kesejahteraan masyarakat, permainan kotor para politikus, korupsi, kebijakan pemerintah yang ko

Kenapa Harus Menggerutu Kepada Imam???

          Bulan Ramadhan sudah tiba. Seluruh muslim di bumi ini begitu suka cita menyambut bulan yang penuh rahmat ini. Bulan yang penuh dengan aura positif, karena semua orang berlomba-lomba beribadah dan melakukan kebaikan. Salah satu ibadah yang paling dirindukan adalah ibadah shalat tarawih. Bagimana tidak, salat tersebut memang hanya dapat dilakukan ketika Ramadhan tiba. Jumlah rakaatnya beragam, ada yang 11 ada juga yang 23.    Jumlah rakaat yang banyak tersebut terkadang membuat jamaah berpintar-pintar diri. Sejumlah siasat dilakukan, mulai dari mencari masjid yang jumlah rakaat tarawihnya sesuai dengan keinginannya sampai mencari imam yang bacaannya cepat dan surat yang dibaca pendek-pendek. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan agar cepat pulang ke rumah untuk meneruskan makan (*eh) . Untuk mencapai tujuan tersebut, terkadang ada yang sengaja menjelajah masjid untuk melihat kriteria yang diinginkannya ada atau tidak. Tidak jarang, ketika salah memilih masjid ( karena bacaan

Sahabat dan Edcoustic dalam Metamorfosisku

     Malam semakin larut, namun mata masih tetap terjaga. Handphone masih setia menemani dalam genggaman. Jemariku masih lincah menjelajah setiap sudut layarnya. Sampai akhirnya, sebuah foto mampu menghentikan kelincahan jemari itu. Foto yang diambil bulan April lalu, dalam sebuah acara yang digelar oleh bidang kerohanian himpunan. Aku, entah bagaimana ceritnya mendapat kesempatan untuk berpartisipasi menjadi panitia. Civics Hukum Islamic Fair, nama acara itu tiba-tiba meluncur keluar dari lisanku. Seulas senyum terkembang ketika aku melihat potret bersama sahabat-sahabat dan edcoustic tersebut. Edcoustic... ya.. edcoustic.... grup nasyid yang memiliki cerita tersendiri dalam perjalanan ku mencari jati diri.     2010 silam, tepatnya ketika aku pertama kali menginjakan kaki di sebuah SMA di Padalarang, aku mulai mengenal apa itu edcoustic. Bukan secara langsung, tetapi melalui perantara lantunan nada merdu yang dibawakan oleh Zulfikor, grup nasyid di SMA tersebut. Mereka menyambut