Langsung ke konten utama

Dasar-dasar Pengetahuan dan Pengetahuan Ilmiah



BAB I
DASAR-DASAR PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
  1. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan manusia, terdapat banyak peristiwa penting dan menarik yang terjadi. Kehidupan ini berubah secara dinamis dan terus menerus meacu manusia untuk belajar memahami perubahan-perubahan yang ada. Manusia dianugerahi akal untuk berfikir agar manusia mempergunakannya untuk mempelajari berbagai macam peristiwa kehidupan. Akal harus terus diasah dengan belajar agar pengetahuan kita bertambah luas. Pengetahuan yang luas itu akan menjadi bekal manusia untuk menghadapi tantangan perubahan zaman. Manusia yang tidak mau mengembangkan  pengetahuannya akan menjadi manusia yang tertinggal dari manusia lainnya.
Pengetahuan merupakan cara manusia untuk menemukan jawaban dari berbagai pertanyaan yang muncul ketika menjalani hidup ini. Hidup manusia menjadi lebih bermakna jika manusia dapat mengetahui rahasia dari berbagai macam hal yang tersembunyi dialam semesta. Manusia juga dapat berguna bagi sesama jika memiliki pengetahuan yang dapat dibagikan kepada orang lain. Pengetahuan itu tidak hanya dap at didapat dari bangku sekolah saja, tetapi dapat juga diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai pengalaman hidup yang dialami oleh orang lain ataupun diri sendiri juga dapat menjadi pengetahuan untuk dijadikan pelajaran.
Cakupan pengetahuan sangat luas. Pengetahuan ada yang tergolong sebagai ilmu, seni, dan agama. Ketiga jenis pengetahuan itu memiliki objek kajian yang  berbeda-beda, sehingga tidak dapat saling mencampur adukan antara permaslahan ilmu, seni, dan agama. Ketiga jenis pengetahuan itu akan membantu manusia untuk menemukan jawaban dari bebagai macam pertanyaan mengenai kehidupan ynag penuh misteri. Melalui kemampuan berfikir yang dimiliki oleh manusia, manusia dapat terus mengembangkan pengetahuannya agar lebih maju. Oleh karena itu, perkembangan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, sangat dipengaruhi oleh kemampuan berfikir manusia itu sendiri, selaku subjek yang menentukan perkembangan pengetahuannya.
B.SUBSTANSI RANGKUMAN
  1. Hakikat Pengetahuan
Selama ini orang seringkali terjebak dalam persepsi yang salah mengenai ilmu dan pengetahuan. Sebagian besar orang menganggap bahwa ilmu dan pengetahuan adalah hal yang sama. Namun ternyata, kedua hal tersebut ternyata berbeda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang kita ketahui tentang objek tertentu. Ilmu adalah salah satu jenis pengetahuan selain seni dan agama. Setiap jenis pengetahuan memiliki  ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistimologi), dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan itu disusun. Oleh karena itu, setiap jenis pengetahuan memiliki bidang kajian masing-masing
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang bersifat teoritis. Ilmu mengkaji bidang empirik, yaitu yang berhubungan dengan kenyataan di lingkungan. Contohnya ilmu matematika, sosiologi, fisika, biologi, geografi, dan ekonomi. Seni merupakan bagian dari pengetahuan yang membahas mengenai masalah keindahan (estetika). Contohnya dalam hal berpakaian, memainkan alat musik, dan bernyanyi. Sedangkan agama mengkaji pengetahuan yang berhubungan dengan alam gaib (transedental). Contohnya alam akhirat setelah kematian manusia.

  1. Manusia adalah Makhluk yang dapat Mengembangkan Pengetahuannya
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna. Manusia dikaruniai pikiran dan perasaan yang tidak dimiliki oleh hewan. Manusia juga dikaruniai kemampuan menalar yang menjadi modal bagi manusia untuk terus mengembangkan pengetahuannya. Kemampuan menalar itu adalah proses berfikir untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh hewan, sehingga pengetahuan hewan bersifat statis. Hewan hanya memiliki satu keahlian dalam hidupnya.
Manusia dapat mengembangkan potensinya dalam pengetahuan karena manusia memiliki dua faktor. Pertama, manusia memiliki bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa tersebut digunakan untuk menyampaikan informasi kepada manusia yang lain. Sehingga informasi tersebut dapat menyebar secara merata. Kedua, manusia memiliki kemampuan menalar yang dapat membuat manusia berfikir secara cepat dan tepat. Kedua hal tersebut membuat manusia dapat terus berinovasi untuk menciptakan karya-karya baru dalam kehidupan. Sehingga pengetahuan manusia bersifat dinamis. Selama manusia terus mengembangkan pengetahuannya, maka pengetahuan manusia akan selalu mengalami kemajuan.

  1. Metoda Ilmiah
Metoda ilmiah merupakan cara berfikir yang mengikuti prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut imu. Ilmu merupakan pengetahuan yang memiliki syarat-syarat tertentu seperti yang tercantum dalam metoda ilmiah (scientific method). Oleh karena itu, ilmu seringkali disebut sebagai pengetahuan ilmiah (scientific knowledge). Dengan metoda ilmiah, pengetahuan yang dihasilkan dapat memiliki karakteristik sebagai pengetahuan ilmiah yang memiliki sifat rasional dan teruji kebenarannya.
Metoda ilmiah merupakan cara berfikir gabungan antara deduktif dan induktif. Berfikir deduktif  mengacu kepada penjelasan yang rasional mengenai objek kajiannya. Cara berfikir deduktif menggunakan kriteria kebenaran koherensi yang tidak dapat memberikan kesimpulan akhir. Hal itu dikarenakan hakikat rasionalisme bersifat pluralistik. Meskipun argumen didasarkan kepada premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya, namun masih dimungkinkan pilihan yang berbeda dari sejumlah premis ilmiah yang tersedia dalam menyusun argumentasi. Oleh karena itu, perlu juga menggunakan cara berfikir secara induktif yang mengacu kepada kebenaran korespondensi. Teori korespondensi menganggap suatu pernyataan benar jika bersesuaian dengan objek faktual yang dituju. Teori ilmiah harus memenuhi dua syarat utama, yaitu harus konsisten dengan teori sebelumnya dan harus cocok dengan fakta empirik.

  1. Hipotesis sebagai Penunjuk Jalan
Hipotesis merupakan jawaban sementara  atas permasalahan yang kita hadapi. Hipotesis berfungsi untuk mendapatkan petunjuk mengenai jawaban dari sebuah permasalan. Jika sudah mendapatkan suatu hipotesis mengenai permasalahan yang ingin dipecahkan, maka akan mudah untuk menemukan cara untuk mendapatkan jawaban yang tepat atas permasalah tersebut. Hipotesis akan menjadi penunjuk jalan agar tepat dalam mengambil langkah.

  1. Alur Berfikir dalam Metoda Ilmiah
Alur berfikir yang tercakup dalam metoda ilmiah dapat dijabarkan dalam beberapa langkah yang mencerminkan tahap-tahap dalam kegiatan ilmiah. Kerangka berfikir ilmiah yang berintikan proses logika-hipotetiko-verifikatif ini pada dasarnya terdiri atas langkah-langkah yaitu perumusan masalah, penyusunan kerangka berfikir, perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.

  1. Struktur Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan yang diproses menurut langkah-langkah metoda ilmiah atau menurut Wallace melalui proses ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat keilmuan, dengan demikian dapat dikategorikan sebagai pengetahuan ilmiah atau ilmu (science). Pada hakekatnya pengetahuan ilmiah atau ilmu mempunyai tiga fungsi, yakni menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol. Erents Nagel (1961:20-26) mengemukakan empat jenis pola penjelasan, yaitu: a).penjelasan deduktif,
b).penjelasan probalistik,
c).penjelasan fungsional,
d).penjelasan genetik.

  1. Teori
Menurut Braithwaite sebagaimana dikutip Wallance (1990:85) teori merupakan suatu sistem deduktif dari seperangkat proporsi menurut prinsip-prinsip logis. Teori  memberikan penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Posisi teori dalam disiplin keilmuan amat strategis. Pada hakekatnya tujuan akhir setiap disiplin keilmuan adalah mengembangkan teori yang bersifat utuh dan konsisten.
  1. Hukum
Hukum pada hakekatnya adalah pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam suatu hubungan sebab-akibat (kausalitas). Posisi hukum berada dalam sebuah teori. Pernyataan yang berupa hubungan sebab-akibat atau hubungan kausalitas ini memunkinkan kita untuk meramalkan sesuatu  yang akan terjadi sebagai akibat dari sesuatu sebab.

  1. Prinsip
Prinsip  dapat diartikan sebagai pernyataan yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala tertentu, yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi. Sebuah prinsip dapat menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi dalam lapangan keilmuan.

  1. Postulat
Postulat adalah asumsi dasar yang kebenrannya kita terima tanpa dituntut pembuktiannya. Berbeda dengan kebenaran ilmiah yang harus disahkan melalui suatu proses yang disebut metoda ilmiah, postulat ditetapkan tanpa melalui prosedur ilmiah melainkan ditetapkan begitu saja. Secara filsafati, postulat merupakan titik mula dalam menyusun argumentasi.

  1. Asumsi
Asumsi merupakan kebalikan dari postulat. Bila postulat dalam mengajukan argumentasinya tidak memerlukan bukti tentang kebenarannya, sedangkan asumsi harus ditetapkan dalam sebuah argumentasi ilmiah. Asumsi yang kita pegang harus dapat dibuktikan kebenarannya agar tidak memilih cara yang keliru. Untuk memahami eksistensi asumsi, kita dapat mengambil contoh orang yang mengemudikan mobil di jalan tol Jakarta – Cikampek pada pagi buta. Jika orang itu beranggapan bahwa keadaan jalan di pagi buta aman karena jarangnya kendaraan yang lalu lalan, maka ia akan kuarang hati-hati saat berkendara. Sebaliknya, orang yang menganggap mengemudi saat pagi buta tidak aman, ia akan lebih berhati-hati.
       C.ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Selama ini kita seringkali menganggap bahwa ilmu dan pengetahuan merupakan hal yang sama. Namun ternyata, kedua hal itu bebeda satu sama lain. Ilmu adalah salah satu jenis pengetahuan. Selain ilmu, pengetahuan juga terbagi lagi menjadi seni dan agama. Ketiga jenis pengetahuan itu memiliki objek kajian yang berbeda-beda. Ilmu mengkaji bidang empirik manusia. Ilmu fokus kepada kenyataan-kenyataan yang ada dalam kehidupan. Seni mengkaji masalah estetika. Seni membuat hidup manusia menjdi lebih indah. Dengan seni, hidup akan lebih berwarna. Sedangkan agama berkaitan dengan hal diluar logika manusia. Agama mengingatkan manusia kepada Tuhan. Agama tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga hubungan manusia dengan manusia. Agama akan membentengi diri kita dari hal-hal yang akan menjerumuskan kita kepada jalan yang salah. Hidup kita akan lebih terarah, tentram dan damai, ketika kita taat kepada agama.
Sebagai manusia kita patut bersyukur karena memiliki kemampuan menalar oleh Tuhan. Kemampuan menalar tersebut dapat membuat manusia selalu berfikir untuk mengembangkan pengetahuannya. Kemampuan menalar membuat manusia dapat membedakan mana perbuatan yang benar dan mana perbuatan yang salah. Kemampuan menalar manusia akan belajar untuk menemukan hal-hal baru dalam hidupnya. Manusia selalu berkembang, penuh dengan hasrat ingin tahu, dan selalu ingin mencoba hal-hal baru. Oleh karena itu, pengetahuan manusia selalu berubah secara dinamis.  
Pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar dapat dikatakan sebagai ilmu. Syarta-syarat itu terdapat dalam metoda ilmiah.  Dengan metoda ilmiah, pengetahuan yang dihasilkan dapat memiliki karakteristik sebagai pengetahuan ilmiah yang memiliki sifat rasional dan teruji kebenarannya. Alur berfikir kita juga akan lebih terarah jika mengikuti metoda ilmiah. Cakupan dalam metoda ilmiah meliputi kerangka berfikir, struktur pengetahuan ilmiah, teori, hukum, prinsip, postulat, dan asumsi. 

Komentar

  1. thanks, sangat membantu untuk menambah pengetahuan filsafat, semoga sehat2, dan terus berkarya

    BalasHapus
  2. Boleh tau referensinya dari mana?

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular post

makalah emotional intelligence

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang             Kecerdasan intelektual seringkali menjadi ukuran sebagian besar orang untuk meraih kesuksesan. Banyak orang berpikir, dengan kemampuan intelektual yang tinggi, seseorang bisa meraih masa depan yang   cerah dalam hidupnya. Tidak heran, banyak orang tua selalu menekankan anaknya untuk meraih nilai sebaik mungkin agar kelak memiliki masa depan yang cemerlang. Sistem pendidikan di negara kita yang lebih menekankan pada prestasi akademik siswa atau mahasiswa juga semakin mendukung argumen tersebut. Padahal kenyataannya, kecerdasan intelektual bukanlah hal mutlak yang dapat menjamin kesuksesan seseorang.             Mungkin kita sering bertanya-tanya mengapa orang yang ber-IQ tinggi justru banyak yang mengalami kegagalan dalam karirnya. Sedangkan orang yang ber-IQ sedang justru dapat lebih sukses dari orang yang ber-IQ tinggi. Hal itu disebabkan karena ada satu kecerdasan yang lebih berpengaruh dalam menentukan kesuksesan seseoran

BOOK REPORT FILSAFAT MORAL

BAB   I PENDAHULUAN 1.1   Identitas Buku Judul buku       : Filsafat Moral Penulis                : James Rachels Cetakan              : ke enam Tahun terbit      : 2013 Penerbit              : Kanisius, Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55011 Halaman             : 394 lembar Harga                 : Rp. 52.000,00 Penerjemah       : A. Sudiarja 1.2   Latar Belakang Penulisan Persoalan-persoalan amoral dewasa ini dinilai semakin memprihatinkan. Banyak kalangan masyarakat yang berperilaku melawan aturan-aturan moral. Aturan yang semula ditaati demi terciptanya keteraturan sosial, kini dengan mudah ditentang oleh banyak kalangan. Perbuatan amoral seolah menjadi hal lumrah di masyarakat. Keteraturan sosial semakin jauh dari harapan. Perubahan zaman yang diwarnai dengan arus globalisasi dan modernisasi merubah segala etika dan aturan moral menjadi sesuatu yang kuno, sehingga banyak kalangan yang meninggalkannya. Degradasi moral yang melanda generasi m

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

A.     Pendahuluan Bahasa merupakan   alat komunikasi yang penting   agar manusia dapat saling berinteraksi dan berbagi informasi dengan manusia yang lain. Bahasa ada yang digunakan secara lisan, adapula yang digunakan dalam bentuk tulisan. Bahasa melengkapi anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Melalui bahasa, manusia dapat terus mengembangkan kemampuan menalar yang dimilikinya. Kemampuan menalar tersebut sangat penting untuk mengembangkan kemampuan manusia agar terus berkembang kearah kemajuan. Hal itulah yang membuat perkembangan manusia cenderung dinamis. Mengingat pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia, maka penggunaan bahasa harus benar agar dapat dimengerti oleh manusia lain dan tidak menimbulkan kesalah pahaman, terutama dalam penggunakan bahasa tulisan. Dalam menulis, manusia tidak bisa sekehendak hati, tetapi harus mematuhi aturan-aturan yang berlaku. Di Indonesia, aturan menulis harus sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Penetapan atur