- PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial yang
senantiasa hidup dalam kelompok. Tidak ada satupun manusia yang dapat hidup
seorang diri. Manusia dituntut untuk dapat berinteraksi dengan sesama agar
dapat saling memenuhi kebutuhan hidup. Jika manusia tidak dapat berinteraksi,
maka hidupnya akan terisolir dan mengalami kesulitan dalam melangsungkan
kehidupannya.Oleh karena itu, sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk
cepat beradaptasi dengan lingkungan tempat ia berada.
Manusia banyak perbedaan yang
seringkali menimbulkan pertentangan. Keanekaragaman yang ada bukan menjadi
persoalan besar jika kita tidak
menjadikannya masalah. Perbedaan itu indah. Perbedaan akan mewarnai
hubungan diantara sesama manusia agar lebih berwarna dan dinamis. Namun,
adakalanya manusia tidak dapat menerima
perbedaan itu. Hal itu dikarenakan manusia tidak dapat mengatasi perbedaan karena minimnya pengetahuan.
Sosiologi muncul sebagai salah satu
disiplin ilmu sosial yang mengkaji hubungan di masyarakat. Didalam sosiologi
manusia akan mempelajari mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan
interaksi di masyarakat. Interaksi yang seringkali tidak berjalan mulus menjadi
perhatian utama sosiologi. Sosiologi akan menelusuri seluk beluk di masyarakat
yang diharapakan menjadi solusidari beragam persosalan yang dihadapi
masyarakat. Sosiologi mencoba memandang dari sudut pandang yang berbeda
mengenai sebuah persoalan. Melalui soisologi, manusia akan belajar memahami
nilai, norma, hak dan kewajiban yang harus dilakukannya. Dengan demikian, akan
tercipta kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
B. SUBSTANSI RANGKUMAN
1. Pengertian dan Sifat
Manusia adalah makhluk sosial yang
senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Manusia selalu hidup
bermasyarakat agar dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Proses hubungan di masyarakat itu tidak selamanya berjalan
mulus. Adakalanya dan bahkan seringkali terjadi konflik. Dalam keadaan sperti
inilah perlu adanya otoritas keilmuan yang memberikan penjelasatentang berbagai
problema di masyarakat. Oleh karena itu, lahirlah sosiologi yang berkembang
ditengah disiplin-disiplin ilmu sosial sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan
perkelompokan manusia.
Masyarakat merupakan objek kajian terbesar
bagi para ahli sosiologi, karena . masyarakat adalah kelompok manusia yang
paling besar dibandingkan dengan pranata sosial lainnya dan komunitasnya
bersifat permanen dan mandiri dalam memahami nilai-nilai dan keyakinan
masing-masing anggotanya. Manusia memiliki perilaku yang senantiasa berubah dan
memiliki dinamika yang sangat tinggi. Sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji
masyarakat memiliki sejumlah sifat yaitu:
- Bagian dari rumpun ilmu sosial bukan ilmu alam
- Bukan disiplin yang normatif tapi kategoris
- Disiplin ilmu murni bukan terapan
- Ilmu yang abstrak bukan konkrit
- Disiplin ilmu yang menghasilkan pengertian dan pola-pola umun
- Ilmu yang empiris dan rasional
- Ilmu umum bukan ilmu khusus
2. Konsep Dasar
1. Sosialisasi
a. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses masuknya
seorang individu menjadi anggota kelompok sosialnya dengan mempelajari budaya
dan peran yang harus dijalankannya. Sosialisasi merupakan gambaran suatu proses
untuk mempelajari peran baru. Sosialisasi seringkali dipandang sebagai proses
penanaman nilai dari satu generasi ke generasi lainnya. Beberpa ahli sosiologi
menyebutnya. sebagai teori mengenai peranan.
2. Jenis Sosialisasi
a. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer adalah sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa belajar menjadi anggota masyarakat.
Berlangsung pada usia 1-5 tahun. Pada sosialisasi ini, anak mulai mampu
mengenal anggota keluarganya dan lingkungan keluarganya. Secara bertahap anak
mulai mampu membedakan dirinya dan orang lain disekitar keluarganya.
b. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi
sekunder merupakan proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang
memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertemtu di resosialisasi seorang individu diberi
identitas baru. Sedangkan dalam desosialisasi sesoramg menglami pencabutan
identitas diri dari yang lama.
3. Tipe Sosilisasi
a.Sosialisasi formal: sosialisasi yang terjadi
melalui lembaga-lembaga formal yang berlaku dalam negara dan dilembaga
pendidikan
b.Sosialisasi informal: sosialisasi yang berlangsung
di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan.
4. Pola Sosialisasi
a.Sosialisasi represif (repressive socialization): sosialisasi yang menekankan hukuman,
kepatuhan anak, komunikasi satu arah, dominasi orang tua sebagai significant other.
b.Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization): sosialisasi yang memberikan imbalan
ketika berperilaku baik, hukuman hanya simbolik, anak diberi
kebebasan,interaksi dan komunkasi lisan, keluaraga menjadi generalized other.
5. Proses Sosialisasi
George Herbert Mead dan Cjarles
H.Cooley berpendapat bahwa sosialisasi melalui tahap:
a.Tahap persiapan (prepatory satge) : dimulai sejak manusia dilahirkan yang
berlangsung di lingkungan keluarga saat seseorang mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosialnya
b.Tahapmeniru (play
stage) : semakin intensif dan sempurna seorang anka menirukan peran yang
dilakukan oleh orang dewasa.
c.Tahap siap bertindak ( game stage) : proses peniruan oleh anak sudah mulai berkurang dan
digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh
kesadaran.
d.Tahap penerimaan norma kolektif (generalized other): seseorang dianggpa
telah dewasa yang ditandai dengan kemmpuannya dalam menempatkan diri pada
posisi masyarakat secar luas.
3. Agen Sosialisasi
a. Keluarga : merupakan lingkungan pertama anak
belajar bersosialisasi. Agen sosialisasi ini adalah orang tua dan saudara..
Tiga hal penting yang dipelajari yaitu tata kram pergaulan, agama dan cara
beribadah.
b. Teman Sebaya: pada tahap ini anak mempelajari
kemampuan baru yang diperoleh dari teman sebayanya. Anak memasuki tahap bermain
(game stage). Anak akan mempelajari aturan yang mengatur peramn orang yang
kedudukannya sederajat dengnnya.
c. Sekolah: mempersiapkan anak untuk menguasai
peran-peran baru di kemudiah hari, dikal anak tidak lagi bergantung kepada
orang tuanya. Anak akan belajar membaca, menulis, berhitung, kemandirian,
prestasu, universalisme, dan spesifitas.
d. Masyarakat: anak akan mengenal dan mempelajri
peran sebagai anggota masyarakat yang baik. Anak akan mengetahui aturan yang
ada di tempat tingglnya, sehingga ia tahu apa yang harus dilakukannya.
- ANALISIS DAN KESIMPULAN
Sosiologi lahir dan berkembang sebagai
disiplin ilmu yang mepelajari hubungan masyarakat. Sosiologi memberikan pelajarn
mengenai nilai dan norma agar masyarakat dapat mengetahui aturan yang ada.
Sosiologi juga mengajarkan peran-peran yang harus dilakukan individu disetiap
fase perkembangan yang dilaluinya. Sosiologi mengajarkan manusia untuk belajar
mengenai budaya dan peran yang harus dijalankan melalui proses sosialisasi.
Sosialisasi menjadi sarana untuk mentransfer nilai dan aturan dari satu
generasi ke generasi lainnya.
Jenis sosialisasi di masyarakat
terbagi menjadi sosialisasi primer dan
sosialisasi sekunder.Didalam sosialisasi primer seoranga nak akan belajar
mengenai nilai-nilai dasar di masyarkat. Peran orang tua sangat pentting
didalam sosialisasi primer ini. Interaksi antara anak dan orangtua akan sangat
menentukan warna kepribadian anak. Sosialisasi sekunder akan dialami setelah
anak mengenal lingkungan diluar lingkungan keluarga. Ia akan berinteraksi
dengan masyarakat luas dan belajar mengenai aturan-aturan baru. Dalam
mempelajari sosialisasi ada yang melalui sosialisasi formal dan informal.
Sosialisasi formal terjadi melalui lembaga resmi misalnya sekolah. Sementara
sosialisasi informal didalam pergaulan di masyarakat melaui teman, sahabat dan
kelompok sosial.
Sosialisasi dilakukan oleh agen
sosialisasi, yaitu keluarga, teman sebaya, sekolah dan masyarakat. Agen-agen
itu mengajarkan berbagai pelajaran yang berbeda-beda. Namun, proses
pengajarannya berkaitan satu sama lain. Agen sosialisasi ada yang menggunakan pola sosialisasi
represif dan partisipatoris. Sosialisasi represif lebih menekankan paksaan dan
hukuman sehingga menimbulkan tekanan. Berbeda dengan sosialisasi partisipatoris
yang mengedepankan komunikasi dua arah, dimana masing-masing pihak saling
mengutarakan kehendaknya. Hal ini akan menciptakan suasana yang komunikatif.
Agen sosialisasi yang satu akan
mempengaruhi perkembangan di tahap agen sosialisasi yang lainnya. Contohnya
apabila seorang anak mendapatkan sosialisasi yang tidak sempurna di keluarga,
maka ia akan kesulitan untuk mendapatkan sosialisasi yang sempurna di agen
sosialisasi yang lainnya. Hal itu karena kepribadiannya sudah terpengaruh efek
negatif.
Komentar
Posting Komentar