Langsung ke konten utama

BAB IV LANJUTAN DISIPLIN SOSIOLOGI BAGIAN I



  1. PENDAHULUAN
Seperti yang telah dipelajari dalam bab sebelumnya, manusia adalah makhluk  lain yang membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia memerlukan proses belajar agar dapat berinteraksi dengan sesama dan mengenal lingkungannya. Melalui proses belajar itu, manusia akan mengetahui nilai, norma, status, peranan dan fungsinya di masyarakat. Oleh karena itu, lahirlah proses sosialisasi yang akan membimbing manusia untuk mempelajari budaya dan peran yang harus dijalankannya. Sosialisasi merupakan cara untuk membimbing manusia agar berperilaku sesuai dengan aturan agar tercipta keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Didalam sosialisasi, manusia akan mengenal status dan peran yang harus ia lakukan. Selain itu, manusia akan mengenal konflik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik itu konflik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Sosialisasi mengajarkan manusia untuk berinteraksi dengan benar agar dapat memperkecil ataupun mengurangi konflik. Sosialisasi yang sempurna akan menjadi bekal bagi manusia untuk menghadapi segala perubahan yang terjadi. Proses sosialisasi yang sempurna akan menghasilkan pribadi yang diharapkan masyarakat. Sebaliknya, proses sosialisasi yang tidak sempurna akan menghasilkan pribadi yang bertentangan dengan harapan masyarakat.
Kehidupan manusia yang dinamis akan selalu mendorong terjadinya perubahan-perubahan sosial yang menuntut kesiapan manusia untuk menghadapinya. Perubahan itu ada yang membawa kemajuan, namun adapula yang mengarah kepada kemunduran. Bentuk-bentuk perubahan sosial juga beraneka ragam, tergantung waktu, pengaruh dan kehendak masyarakat. Perubahan sosial hanya akan terjadi dilingkungan masyarakat yang menerima perubahan. Jika lingkungan masyarakat menolk perubahan, maka tidak akan ada perubahan sosial yang berati di lingkungan tersebut.
  1. SUBSTANSI RANGKUMAN
Setelah mempelajari konsep dasar sosiologi yang pertama yaitu sosialisasi, maka pada bab ini akan dibahas mengenai kelanjutan dari konsep dasar sosiologi.
2. Status dan Peranan
a.Pengertian
      Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi sesorang dalam kelompok masyarakat. Dalam sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedua unsur itu merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat. Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status. Apabila seseorang sudah menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah berhasil menjalankan perannya. Dengan kata lain, peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status tertentu. Peranan dapat mengatur tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Seseorang dapat memainkan beberapa peranan sekaligus dalam waktu yang sama.

b. Cara memperoleh Status
      Cara individu memperoleh status dapat melalui:
a.Ascribed status yaitu status yang diperoleh secara otomatis melalui kelahiran
b.Achieved status yaitu status yang diperoleh melalui usaha
c.Assigned status yaitu status yang diperoleh melalui penghargaan atas jasa dan perjuangannya untuk kepentingan masyarakat

c. Konflik Status
       Seseorang pasti memiliki dua atau lebih status. Apabila status-status itu bertentangan, maka akan terjadi konflik status. Konflik status ada yang bersifat individual, antar sesama, dan antar kelompok. Konflik individual hanya dirasakan oleh diri yang bersangkutan sendiri. Konflik individual dapat mengganggu kesehatan mental (psyco hygiene) seseorang.
Kepribadian individu, hancurnya harta benda, jatuhnya korban, dan ddominasi oleh salah satu pihak.
7. Teori perubahan Sosial
     Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan adalah perubahan pada teknologi dan peralatan, pencaharian, organisasi sosial, pengetahuan, kesenian, religi dan bahasa. Bentuk-bentuk perubahan sosial yaitu:
a.Perubahan lambat (evolusi) dan perubahan cepat (revolusi)
b.Perubahan kecil dan perubahan besar
c.Perubahan yang dikehendaki dan yang tidak dikehendaki
     Faktor pendorong perubahan sosial ada yang berasal dari dalam dan ada yang berasal dari luar individu. Faktor dari dalam yaitu bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan baru, pertentangan masyarakat, dan terjadinya pemberontakan. Faktor dari luar yaitu lingkungan alam, peperangan, dan kebudayaan masyarakat lain. Laju perubahan sosial juga dapat terhambat diantaranya disebabkan oleh kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, terlambatnya perkembangan pengetahuan dan adanya sikap masyarakat yang masih tradisional.
8. Penyimpangan Sosial
     Setiap hal yang tidak sama dengan lazim yang terjadi merupakan penyimpangan. Penyimpangan sosial adalah suatu tindakan yang melanggar aturan kelompok. Faktor penyimpangan sosial ada yang berasal dari dalam (internal ) maupun dari luar (internal).

  1. Generalisasi
     Generalisasi merupakan hubungan antara dua konsep atau lebih yang saling terkait untuk menunjukan preposisi, hipotesis, inferensi, kesimpulan, tau prinsip untuk membangun teoti.. Contoh generalisasi yaitu konsep sosialisasi, kelompok, organisasi sosial, perubahan sosial, konflik, stratifikasi, ekologi manusia, komunikasi, saling ketergangan, dan diskriminasi.

  1. ANALISIS DAN KESIMPULAN

Sosialisasi membuat manusia mengetahui status dan peran yang harus dijalankan. Manusia lahir dengan memiliki banyak status yang diperoleh melalui kelahiran, usaha, dan penghargaan. Setiap status tentunya memiliki peran yang berbeda. Oleh karena itu, manusia harus dapat mengatur perannya dalam setiap status agar dapat menjalankannya dengan baik. Namun, dalam menjalankan status dan perannya, manusia terkadang dihadapkan pada konflik dengan diri sendiri, antar individu, maupun antar kelompok.
Oleh karena itu harus terjalin interaksi sosial yang baik di masyarakat. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial yang harmonis dapat menciptakan persatuan dan persaudaraan di masyarakat. Hal itu dapat meminimalisir terjadinya konflik. Untuk meminimalisir konflik juga dapat dilakukan dengan mematuhi nilai dan norma di masyarakat. Nilai dan norma akan memberikan rambu-rambu mengenai perbuatan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, sehingga tercipta keteraturan sosial.
Nilai dan norma yang tidak disosialisasikan dengan baik akan membuat individu melakukan perbuatan yang menyimpang. Pebuatan menyimpang itu terjadi karena individu tidak mengetahui nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat, sehingga melakukan hal yang bertentangan dengan aturan umum. Faktor pendorong penyimpangan sosial juga beraneka ragam. Ada yang berasal dari dalam individu sendiri, maupun dari luar individu.
Penyimpangan sosial merupakan akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna. Agen sosialisasi tidak menjalankan perannya dengan baik. Contohnya penyimpangan dalam keluarga. Keluarga yang tidak harmonis akan membuat anak broken home dan mencari kebahagian diluar. Biasanya, anak akan salah memilih dan terjerumus dalam pergaulan yang salah. Anak pun akan melakukan tindakan menyimpang yang lebih berbahaya, misalnya minum minuman keras, memakai narkotika dan ikut terjebak dalam dunia kriminalitas.

Komentar

Popular post

makalah emotional intelligence

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang             Kecerdasan intelektual seringkali menjadi ukuran sebagian besar orang untuk meraih kesuksesan. Banyak orang berpikir, dengan kemampuan intelektual yang tinggi, seseorang bisa meraih masa depan yang   cerah dalam hidupnya. Tidak heran, banyak orang tua selalu menekankan anaknya untuk meraih nilai sebaik mungkin agar kelak memiliki masa depan yang cemerlang. Sistem pendidikan di negara kita yang lebih menekankan pada prestasi akademik siswa atau mahasiswa juga semakin mendukung argumen tersebut. Padahal kenyataannya, kecerdasan intelektual bukanlah hal mutlak yang dapat menjamin kesuksesan seseorang.             Mungkin kita sering bertanya-tanya mengapa orang yang ber-IQ tinggi justru banyak yang mengalami kegagalan dalam karirnya. Sedangkan orang yang ber-IQ sedang justru dapat lebih sukses dari orang yang ber-IQ tinggi. Hal itu disebabkan karena ada satu kecerdasan yang lebih berpengaruh dalam menentukan kesuksesan seseoran

BOOK REPORT FILSAFAT MORAL

BAB   I PENDAHULUAN 1.1   Identitas Buku Judul buku       : Filsafat Moral Penulis                : James Rachels Cetakan              : ke enam Tahun terbit      : 2013 Penerbit              : Kanisius, Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55011 Halaman             : 394 lembar Harga                 : Rp. 52.000,00 Penerjemah       : A. Sudiarja 1.2   Latar Belakang Penulisan Persoalan-persoalan amoral dewasa ini dinilai semakin memprihatinkan. Banyak kalangan masyarakat yang berperilaku melawan aturan-aturan moral. Aturan yang semula ditaati demi terciptanya keteraturan sosial, kini dengan mudah ditentang oleh banyak kalangan. Perbuatan amoral seolah menjadi hal lumrah di masyarakat. Keteraturan sosial semakin jauh dari harapan. Perubahan zaman yang diwarnai dengan arus globalisasi dan modernisasi merubah segala etika dan aturan moral menjadi sesuatu yang kuno, sehingga banyak kalangan yang meninggalkannya. Degradasi moral yang melanda generasi m

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

A.     Pendahuluan Bahasa merupakan   alat komunikasi yang penting   agar manusia dapat saling berinteraksi dan berbagi informasi dengan manusia yang lain. Bahasa ada yang digunakan secara lisan, adapula yang digunakan dalam bentuk tulisan. Bahasa melengkapi anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Melalui bahasa, manusia dapat terus mengembangkan kemampuan menalar yang dimilikinya. Kemampuan menalar tersebut sangat penting untuk mengembangkan kemampuan manusia agar terus berkembang kearah kemajuan. Hal itulah yang membuat perkembangan manusia cenderung dinamis. Mengingat pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia, maka penggunaan bahasa harus benar agar dapat dimengerti oleh manusia lain dan tidak menimbulkan kesalah pahaman, terutama dalam penggunakan bahasa tulisan. Dalam menulis, manusia tidak bisa sekehendak hati, tetapi harus mematuhi aturan-aturan yang berlaku. Di Indonesia, aturan menulis harus sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Penetapan atur