- PENDAHULUAN
Seperti yang telah dipelajari dalam
bab sebelumnya, manusia adalah makhluk lain yang membutuhkan orang lain dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia memerlukan proses belajar agar dapat
berinteraksi dengan sesama dan mengenal lingkungannya. Melalui proses belajar
itu, manusia akan mengetahui nilai, norma, status, peranan dan fungsinya di
masyarakat. Oleh karena itu, lahirlah proses sosialisasi yang akan membimbing
manusia untuk mempelajari budaya dan peran yang harus dijalankannya.
Sosialisasi merupakan cara untuk membimbing manusia agar berperilaku sesuai
dengan aturan agar tercipta keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Didalam sosialisasi, manusia akan
mengenal status dan peran yang harus ia lakukan. Selain itu, manusia akan
mengenal konflik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik itu konflik
dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Sosialisasi mengajarkan manusia
untuk berinteraksi dengan benar agar dapat memperkecil ataupun mengurangi
konflik. Sosialisasi yang sempurna akan menjadi bekal bagi manusia untuk
menghadapi segala perubahan yang terjadi. Proses sosialisasi yang sempurna akan
menghasilkan pribadi yang diharapkan masyarakat. Sebaliknya, proses sosialisasi
yang tidak sempurna akan menghasilkan pribadi yang bertentangan dengan harapan
masyarakat.
Kehidupan manusia yang dinamis akan
selalu mendorong terjadinya perubahan-perubahan sosial yang menuntut kesiapan
manusia untuk menghadapinya. Perubahan itu ada yang membawa kemajuan, namun
adapula yang mengarah kepada kemunduran. Bentuk-bentuk perubahan sosial juga
beraneka ragam, tergantung waktu, pengaruh dan kehendak masyarakat. Perubahan
sosial hanya akan terjadi dilingkungan masyarakat yang menerima perubahan. Jika
lingkungan masyarakat menolk perubahan, maka tidak akan ada perubahan sosial
yang berati di lingkungan tersebut.
- SUBSTANSI RANGKUMAN
Setelah mempelajari konsep dasar
sosiologi yang pertama yaitu sosialisasi, maka pada bab ini akan dibahas
mengenai kelanjutan dari konsep dasar sosiologi.
2.
Status dan Peranan
a.Pengertian
Status
merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalam
tingkah lakunya. Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau
posisi sesorang dalam kelompok masyarakat. Dalam sosiologi, unsur-unsur dalam
sistem pelapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role).
Kedua unsur itu merupakan unsur baku dalam pelapisan masyarakat. Peranan
merupakan aspek dinamis dari suatu status. Apabila seseorang sudah menjalankan
hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah berhasil
menjalankan perannya. Dengan kata lain, peranan adalah tingkah laku yang
diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status tertentu. Peranan
dapat mengatur tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Seseorang dapat
memainkan beberapa peranan sekaligus dalam waktu yang sama.
b. Cara
memperoleh Status
Cara
individu memperoleh status dapat melalui:
a.Ascribed
status yaitu status yang diperoleh secara otomatis melalui kelahiran
b.Achieved
status yaitu status yang diperoleh melalui usaha
c.Assigned
status yaitu status yang diperoleh melalui penghargaan atas jasa dan
perjuangannya untuk kepentingan masyarakat
c.
Konflik Status
Seseorang pasti memiliki dua atau lebih
status. Apabila status-status itu bertentangan, maka akan terjadi konflik
status. Konflik status ada yang bersifat individual, antar sesama, dan antar
kelompok. Konflik individual hanya dirasakan oleh diri yang bersangkutan
sendiri. Konflik individual dapat mengganggu kesehatan mental (psyco hygiene) seseorang.
Kepribadian individu, hancurnya harta benda,
jatuhnya korban, dan ddominasi oleh salah satu pihak.
7. Teori
perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan pada teknologi dan peralatan,
pencaharian, organisasi sosial, pengetahuan, kesenian, religi dan bahasa.
Bentuk-bentuk perubahan sosial yaitu:
a.Perubahan lambat (evolusi) dan perubahan cepat (revolusi)
b.Perubahan kecil dan perubahan besar
c.Perubahan yang dikehendaki dan yang tidak
dikehendaki
Faktor
pendorong perubahan sosial ada yang berasal dari dalam dan ada yang berasal dari
luar individu. Faktor dari dalam yaitu bertambah atau berkurangnya penduduk,
penemuan baru, pertentangan masyarakat, dan terjadinya pemberontakan. Faktor
dari luar yaitu lingkungan alam, peperangan, dan kebudayaan masyarakat lain.
Laju perubahan sosial juga dapat terhambat diantaranya disebabkan oleh
kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, terlambatnya perkembangan
pengetahuan dan adanya sikap masyarakat yang masih tradisional.
8.
Penyimpangan Sosial
Setiap
hal yang tidak sama dengan lazim yang terjadi merupakan penyimpangan.
Penyimpangan sosial adalah suatu tindakan yang melanggar aturan kelompok.
Faktor penyimpangan sosial ada yang berasal dari dalam (internal ) maupun dari
luar (internal).
- Generalisasi
Generalisasi merupakan hubungan antara dua konsep atau lebih yang saling
terkait untuk menunjukan preposisi, hipotesis, inferensi, kesimpulan, tau
prinsip untuk membangun teoti.. Contoh generalisasi yaitu konsep sosialisasi,
kelompok, organisasi sosial, perubahan sosial, konflik, stratifikasi, ekologi
manusia, komunikasi, saling ketergangan, dan diskriminasi.
- ANALISIS DAN KESIMPULAN
Sosialisasi membuat manusia mengetahui
status dan peran yang harus dijalankan. Manusia lahir dengan memiliki banyak
status yang diperoleh melalui kelahiran, usaha, dan penghargaan. Setiap status
tentunya memiliki peran yang berbeda. Oleh karena itu, manusia harus dapat
mengatur perannya dalam setiap status agar dapat menjalankannya dengan baik.
Namun, dalam menjalankan status dan perannya, manusia terkadang dihadapkan pada
konflik dengan diri sendiri, antar individu, maupun antar kelompok.
Oleh karena itu harus terjalin
interaksi sosial yang baik di masyarakat. Interaksi sosial adalah hubungan
timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun
kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial yang harmonis dapat menciptakan
persatuan dan persaudaraan di masyarakat. Hal itu dapat meminimalisir
terjadinya konflik. Untuk meminimalisir konflik juga dapat dilakukan dengan
mematuhi nilai dan norma di masyarakat. Nilai dan norma akan memberikan
rambu-rambu mengenai perbuatan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan,
sehingga tercipta keteraturan sosial.
Nilai dan norma yang tidak
disosialisasikan dengan baik akan membuat individu melakukan perbuatan yang
menyimpang. Pebuatan menyimpang itu terjadi karena individu tidak mengetahui
nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat, sehingga melakukan hal yang
bertentangan dengan aturan umum. Faktor pendorong penyimpangan sosial juga
beraneka ragam. Ada yang berasal dari dalam individu sendiri, maupun dari luar
individu.
Penyimpangan sosial merupakan akibat
dari proses sosialisasi yang tidak sempurna. Agen sosialisasi tidak menjalankan
perannya dengan baik. Contohnya penyimpangan dalam keluarga. Keluarga yang tidak
harmonis akan membuat anak broken home dan mencari kebahagian diluar. Biasanya,
anak akan salah memilih dan terjerumus dalam pergaulan yang salah. Anak pun
akan melakukan tindakan menyimpang yang lebih berbahaya, misalnya minum minuman
keras, memakai narkotika dan ikut terjebak dalam dunia kriminalitas.
Komentar
Posting Komentar