Langsung ke konten utama

Jodoh... Semoga lancar OTW nya

Hari Raya sebentar lagi tiba. Kumandang kemenangan akan menggema, bersorak menyambut hari bahagia setelah sebulan lamanya menempa diri. Namun... dibalik kebahagiaan itu... adakah hal yang masih membuatmu khawatir saat menghadapinya? Hehe..

Anak kecil yang penuh kepolosan akan mengkhawatirkan jumlah baju baru yang dia punya untuk dipamerkan dihari raya. "Bajunya banyak ga dibandingkan  temanku yang lain?" mungkin hanya itu pertanyaan yang terlintas. Berbeda dengan anak yang baru menginjak sekolah dasar. Ia akan sibuk menghayal tentang jumlah THR yang akan ia terima. Mungkin sejak saat ini ia sudah membidik target yang akan didatangi di hari raya. Hehe...

Anak SMP yang mulai beranjak remaja akan lebih kompleks lagi pemikirannya. Mungkin sudah mulai ditanya, "Kemarin dibagi raport dapet rangking berapa? Ada yang kebakaran nilainya?". Ya... terkadang silaturahmi keluarga sekaligus jadi ajang "pamer" sang buah hati. Syukur jika dapat nilai memuaskan, jika ada yang kebakaran nilai... anak bisa langsung bercucur keringat dingin mendapat pertanyaan seperti itu.

Wah... mulai rumit nih untuk anak SMA. Si putih abu akan mendapat pertanyaan yang sekiranya berbunyi "Abis SMA mau lanjut kemana? Lolos tes ke perguruan tinggi negeri ga? Mau nikah atau kerja? Udah punya gambaran cita-citanya mau jadi apa?" Aduh... pusing dengernya juga. Maklum udah mulai beranjak remaja akhir yang dituntut sudah tahu tentang masa depannya.

Dan... bagaimana nasib anak kuliahan terutama yang sudah menyandang predikat "calon DO"? Deg.. deg pasti akan ditanya mengenai pertanyaan paling "haram" diajukan untuk mereka, yaitu "Skripsinya udah beres belum? Sidang kapan? Kita wisuda diundang kan soalnya mau ngasih hadiah, kapan kira-kira? Udah mulai nyari kerjaan? Abis kuliah mau ngapaian?" Walah-walah bisa-bisa abis lebaran langsung memburu dosen pembimbing yang entah mau kapan memberi kabar bimbingan lagi.
Untuk yang udah kerja... eits ini puncak pertanyaan di fase kehidupan "dewasa awal". Pertanyaan yang mungkin ga jadi masalah buat mereka yang udah punya "seseorang". Jangan santai dulu walaupun kamu udah lulus, tahu cita-cita dan rencana karir yang jelas, dan gelar dari universitas udah didapat, karena pertanyaan selanjutnya akan bikin kamu lebih pusing tujuh keliling. Tiada lain tiada bukan pertanyaan itu adalah "kapan nyebar undangan?" Emm... -__- makin rumit. Hahaha...

Mungkin cerita diatas benar-benar terjadi pada sebagian orang. Semakin beranjak ke fase berikutnya akan ada pertanyaan-pertanyaan yang lebih sulit. Tapi... toh semua pertanyaan itu dapat terjawab dengan perubahan yang kita alami juga. Pada akhirnya setiap orang akan menemukan kedewasaan dalam diri dimana bukan hanya baju "bedug" baru yang terbayang ketika mendengar lebaran akan tiba. Bukan juga tentang memikirkan "penghasilan hari raya" tapi berubah menjadi "berbagi penghasilan" di hari raya. Masalah peringkat dan nilai sekolah yang kebakaran akan terjawab dengan usaha untuk belajar lebih baik di sekolah. Kelulusan SMA, karir setelahnya akan diselesaikan melaui ikhtiar dan doa untuk memilih jalan yang ditempuh. Dan skripsi... atau sidang dan sejenisnya akan selesai pada waktunya. Allah tahu kapan waktu terbaik untuk itu. Untuk pertanyaan tentang jodoh... dia mungkin masih otw (on the way)... doakan saja semoga lancar di perjalanan entah itu diri kita sendiri ataupun dia yang dinanti.
(source: kabarMakkah.com)

Bukankah Allah sudah menunjukkan bahwa semua yang Dia cipatakan selalu berpasangan? Ada siang dan malam, bumi dan langit, matahari dan bulan, senang dan sedih, perempuan dan laki-laki (bahkan truk aja gandengan masa kamu engga *eh skip skip ). Bahkan janjinya tertulis dalam firman suci-Nya... "Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik". (Qs. An Nur:26)

Allah tidak seperti manusia yang selalu mengingkari janji bukan? Jadi, mengapa harus takut, tugas kita adalah menjadi manusia yang baik jika ingin mendapatkan yang baik. Karena katanya... jodoh itu adalah cerminan dari diri kita sendiri.

Menurut Ahmad Rifa'i Rifan dalam bukunya Perfect Muslimah, rahasia terbesar pembuka pintu jodoh adalah seantiasa berbuat baik. Cukup hanya itu. Sederhana bukan? Tapi tidak sesederhana kalimatnya... hehe. Takutnya, itu juga yang membuat "dia" macet dalam otw nya di jalan. Mungkin karena diri ini belum cukup baik sehingga Allah belum mengijinkan dia tiba. Mungkin karena banyak hal yang masih harus diperbaiki hingga kita belum dipercaya oleh-Nya untuk berlabuh di pelaminan seperti halnya orang lain yang sudah direstui-Nya.

Karena nyatanya menanti dia yang sedang otw bukan hanya berdiam diri tanpa usaha, namun penantian yang bermakna. Penantian yang diisi dengan terus memperbaiki diri dan berprasangka yang baik agar Allah memberikan jodoh terbaik. Meminjam kata-kata Ahmad Rifa'i Rifan "Segera Fatimahkan dirimu agar Allah meng-Ali-kan jodohmu. Khadijahkan dirimu, agar Allah me-Muhammad-kan kekasihmu". Jadi, untuk melancarkan otw dia ataupun kita sendiri mungkin tergantung dari bagaimana usaha perbaikan diri untuk melancarkan pertemuan itu terjadi. Jika bukan lebaran tahun ini, mungkin lebaran tahun depan atau tahun selanjutnya Allah pertemukan.

Jadi, kegaluan pertanyaan terkahir sudah terjawab kan? Tenang saja, pada hakikatnya silaturahmi dengan keluarga ataupun teman bukan untuk jadi beban. Semua pertanyaan itu anggap saja doa dan pengingat diri agar berusaha lebih baik lagi. Karena manusia tempatnya lupa, maka anggap saja setahun sekali diingatkan untuk kembali merenungi rencana kehiduapan yang singkat ini.

Komentar

Popular post

makalah emotional intelligence

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang             Kecerdasan intelektual seringkali menjadi ukuran sebagian besar orang untuk meraih kesuksesan. Banyak orang berpikir, dengan kemampuan intelektual yang tinggi, seseorang bisa meraih masa depan yang   cerah dalam hidupnya. Tidak heran, banyak orang tua selalu menekankan anaknya untuk meraih nilai sebaik mungkin agar kelak memiliki masa depan yang cemerlang. Sistem pendidikan di negara kita yang lebih menekankan pada prestasi akademik siswa atau mahasiswa juga semakin mendukung argumen tersebut. Padahal kenyataannya, kecerdasan intelektual bukanlah hal mutlak yang dapat menjamin kesuksesan seseorang.             Mungkin kita sering bertanya-tanya mengapa orang yang ber-IQ tinggi justru banyak yang mengalami kegagalan dalam karirnya. Sedangkan orang yang ber-IQ sedang justru dapat lebih sukses dari orang yang ber-IQ tinggi. Hal itu disebabkan karena ada satu kecerdasan yang lebih berpengaruh dalam menentukan kesuksesan seseoran

BOOK REPORT FILSAFAT MORAL

BAB   I PENDAHULUAN 1.1   Identitas Buku Judul buku       : Filsafat Moral Penulis                : James Rachels Cetakan              : ke enam Tahun terbit      : 2013 Penerbit              : Kanisius, Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55011 Halaman             : 394 lembar Harga                 : Rp. 52.000,00 Penerjemah       : A. Sudiarja 1.2   Latar Belakang Penulisan Persoalan-persoalan amoral dewasa ini dinilai semakin memprihatinkan. Banyak kalangan masyarakat yang berperilaku melawan aturan-aturan moral. Aturan yang semula ditaati demi terciptanya keteraturan sosial, kini dengan mudah ditentang oleh banyak kalangan. Perbuatan amoral seolah menjadi hal lumrah di masyarakat. Keteraturan sosial semakin jauh dari harapan. Perubahan zaman yang diwarnai dengan arus globalisasi dan modernisasi merubah segala etika dan aturan moral menjadi sesuatu yang kuno, sehingga banyak kalangan yang meninggalkannya. Degradasi moral yang melanda generasi m

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

A.     Pendahuluan Bahasa merupakan   alat komunikasi yang penting   agar manusia dapat saling berinteraksi dan berbagi informasi dengan manusia yang lain. Bahasa ada yang digunakan secara lisan, adapula yang digunakan dalam bentuk tulisan. Bahasa melengkapi anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Melalui bahasa, manusia dapat terus mengembangkan kemampuan menalar yang dimilikinya. Kemampuan menalar tersebut sangat penting untuk mengembangkan kemampuan manusia agar terus berkembang kearah kemajuan. Hal itulah yang membuat perkembangan manusia cenderung dinamis. Mengingat pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia, maka penggunaan bahasa harus benar agar dapat dimengerti oleh manusia lain dan tidak menimbulkan kesalah pahaman, terutama dalam penggunakan bahasa tulisan. Dalam menulis, manusia tidak bisa sekehendak hati, tetapi harus mematuhi aturan-aturan yang berlaku. Di Indonesia, aturan menulis harus sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Penetapan atur