Langsung ke konten utama

Training of Muslim Revolution LDK UKDM UPI



Dakwah??? Dulu... yang terbersit di pikiranku tentang dakwah adalah hal yang hanya bisa dilakukan oleh segelintir orang saja, seperti ustad, kiyai, atau haji. Aku terlanjur melabelkan pengertian sempit tentang dakwah, sehingga yang ada dibenakku, aku hanya orang biasa yang tidak akan mampu menyampaikan dakwah. Diri ini juga masih banyak yang harus diperbaiki. Jangankan untuk menasehati dan mengajarkan ajaran agama kepada orang lain, aku juga masih lalai untuk bermuhasabah diri.
            Namun, semua berubah 180 derajat ketika aku mulai mengenal dunia kampus. Dunia yang membangunkanku dari segala ketidak tahuan dan memperlebar pemikiran sempitku. Lembaga Dakwah kemahasiswaan Unit Kegiatan Dakwah Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (LDK UKDM UPI), adalah salah satu titik tolak ku menapaki jalan untuk belajar peduli dengan Islam, sebagai agamaku. Sebelumnya, rentetan peristiwa dan pembelajaran telah ku alami sehingga membulatkan tekadku untuk memasuki gerbang pintu UKDM. Mulai dari lingkungan kampus yang religius, sahabat-sahabat yang sudah terjun lebih dahulu untuk berdakwah, dosen yang tak pernah lupa memberi nasehat agama disamping materi kuliah, sampai ke mata kuliah agama plus tutorialnya. Ya... rentetan hal itu akhirnya perlahan mulai merubahku. Membuka mataku, bahwa agama harus kita perjuangkan dan sebarkan bersama, bukan hanya oleh para alim ulama saja.
            Training UKDM dimulai pada hari Jumat sore sampai Minggu sore. Ada banyak cerita yang mewarnai hari-hari disana. Hari-hari yang menyadarkanku, betapa banyak ilmu yang tidak ku tahu, tapi selama ini aku masih terhnayut dalam kemalasan. Hari Jumat kita diajarkan baris berbaris dan diberitahu tentang MOU ( Memorandum of Understanding) kegiatan. Aku sempat bertanya dalam hati, kenapa harus belajar baris berbaris segala? Namun... pertanyaan itu dapat ku jawab oleh diriku sendiri. Islam itu agama yang mengajarkan tentang kerapihan, disiplin, cekatan, energik, kerjasama, kekompakan, tidak egois, dan fokus pada yang dikerjakan. Nah... baris berbaris mengajarkan kepada peserta akan semua itu. Kegiatan baris berbaris seolah membuatku flashback ke masa SMP. Saat dimana baris berbaris menjadi makanan setiap minggu bahkan kadangkala setiap hari, ketika ikut paskibra SMP.
            Setelah baris berbaris dan diakhiri dengan apel pembukaan, kami semua berangkat menuju lokasi training di pesantren Baiturrahman, cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Di angkot, kami saling berkenalan dan bercengkrama. Ketika itu, aku merasa seperti mendapatkan keluarga baru. Aku serasa kembali muda, ketika berkumpul bersama para mahasiswa baru dengan semnagat berkarya mereka yang masih belum terkontaminasi oleh kemalasan sepertiku. Haha... Aku memang terlamabat ikut UKDM dibanding teman-teman seangkatanku tahun 2013. Sehingga, aku harus ikut dengan adik-adikku angkatan 2014. Tak apalah, bukankah masih lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali??? (alibi -,-)
            Setelah tiba disana, training yang bertujuan untuk mengkader para anggota UKDM baru saja dimulai. Selama 3 hari, kami akan mendapatkan pembekalan untuk menempuh perjalanan panjang kami di LDK UKDM. Berada di suatu tempat asing yang memaksa kami untuk keluar dari zona nyaman yang akan mengubah kebiasaan dan rutinitas kami sehari-hari. 3 hari yang akan menyisakan banyak pelajaran dan pengalaman berharga untuk kami.
            Aku orang yang sangat mudah mengantuk dan tidak kuat tidur terlalu larut, apalagi bangun yang terlalu subuh. Namun disana, suka atau tidak, kami harus terbiasa untuk tidur aga malam dan bangun subuh untuk solat tahajud. Ya.. solat tahajud. Solat sunat yang jarang kulakukan, karena tak kuasa menahan buayan mimpi. Tapi ternyata, sebenarnya aku bisa melawan kantuk itu jika aku mau berusaha. Kami juga dibiasakan untuk solat berjamaah, agar pahala nya lebih besar. Padahal selama ini, solat berjamaah yang kulakukan paling hanya 1 kali dari 5 kali melaksanakan solat fardu. Almatsurot juga menjadi bacaan dzikir kami pagi dan petang, diselingi oleh membaca Alquran ketika selepas solat. Disana, waktu benar-benar di mayoritaskan untuk ibadah. Baru aku sadar, betapa banyak mayoritas waktu ku selama ini, sibuk untuk mengisi hal duniawai daripada untuk beribadah. Padahal, selalu ada waktu untuk itu, jika aku mau menyempatkannya.
            Ada banyak pematerian yang ku dapatkan disana. Namun, yang paling ku ingat adalah mengenai kondisi umat Islam saat ini. Kondisi yang membuat kita mengelus dada, saat pemeluk agama Islam mulai meninggalkan ajarannya. Hal itulah yang menjadi titik bidik utama LDK UKDM. Melihat fenomena memprihatinkan saat ini, sudah tidak zaman lagi kita hanya berpaku tangan dan diam saja, tatapi harus berikhtiar untuk menegakkan kembali ajaran agama. Seperti riwayat sebuah hadis yang artinya, “Barang siapa yang meliahat kemungkaran, maka cegah dengan tanganmu. Jika kamu tidak mampu, cegah dengan lisanmu. Tapi, jika kamu tidak mampu juga, cegah dengan hatimu. Dan itu adalah serendah-rendahnya iman.” Jadi... ubah mindset kita kalau dakwah itu hanya dilakukan oleh golongan terentu, tapi harus menjadi kewajiban semua muslim. Kita berhenti bersikap apatis, dan mulai untuk saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran seperti yang terdapat dalam Q.s Al-‘Ashr : 3.
            Di subuh hari Minggu, kami dibangunkan untuk mengikuti acara. Di dalam hati, ada rasa takut akan dimarah-marahi seperti kaderisasi jurusan. Namun, aku salah. Kita hanya diajak untuk merenung. Pertama, mata kami ditutup oleh syal sehingga tidak melihat apapun. Disanalah kita daapt merasakan bagaimana keadaan saudara-saudara kita yang memliki keterbatasan dalam melihat. Anugerah mata dari Allah yang seringkali kita lupakan.  Padahal, tanpa mata yang sempurna, dunia hanya sebuah tempat yang gelap tanpa secercah cahaya. Kami dipandu untuk berkeliling dengan mata tertutup. Seolah berada ditempat yang benar-benar asing, takut kesandung, jatuh dan sebagainya. Padahal setelah membuka mata, kami hanya berkeliling di lapangan tempat semula kami berkumpul.
            Setelah itu, ada renungan tentang jasa dan kebaikan orang tua pada kita. Ya.. renungan ini mungkin sudah sering kita dengar. Namun, tak pernah habis mengundang derai air mata. Orang tua memang sosok yang begitu banyak jasanya, seringkali kita diingatkan tentang mereka, namun seringkali juga, nasehat-nasehat itu hanya masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Tak berbekas, terlupakan dan kembali mengulang kesalahan. Karna itu, saat renungan, kami disuruh untuk menulis surat kepada orang tua kami yang menggambarkan perasaan menyesal kami kepada mereka. Tujuannya agar kami tidak lupa akan momen itu, dan teringat akan pengakuan kesalahan kami sehingga tidak mengulanginya. Hampir semua menulis dengan linangan air mata. Semua larut dalam haru biru suasana, ketika kami tak dapat memungkiri, betapa kami masih belum mampu menjadi anak yang diharapkan oleh orang tua.
            Minggu pagi, boleh jadi menjadi hari yang paling ditunggu. Kami akan melakukan outbond. Permainan di alam bebas yang akan memacu aliran energi dan semangat juang. Hehe... Mengasyikan dan penuh canda tawa, meski harus berletih-letih ria.Kami belajar tentang kekompakan, kerjasama, dan pesan-pesan di organisasi yang tersirat dalam setiap permainan. Berbasah-basah di sungai sampai mendaki bukit, semua akhirnya terlewati dengan baik, meski sempat terengah-engah karena cape. Islam memang mengajarkan umatnya bukan hanya sehat rohani, tapi juga harus sehat jasmani. Meskipun akhwat, tetep harus strong. Hehe...
            Setelah pemilihan mas’ul dan mas’ullah yang menjadi acara terkahir, kami akhirnya pulang. Diperjalanan yang terbayang adalah tidur dan melepas lelah. Namun... setelah tiba di kosan, yang kuarasakan adalah rindu suasana ketika training. Rindu suasana yang benar-benar mendukung untuk mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini menjadi tantangan tersndiri, ketika pembekalan training 3 hari kemarin dihadapkan pada rutinitas normal kembali. Tetap istiqomah atau menurun???
            Aku tak tahu setelah ini apa yang akan ku lalui. Namun, aku prediksi pasti akan banyak rintangan yang mulai menggoyahkan niat untuk serius di UKM ini. Aku hanya manusia biasa, mungkin suatu saat, akan ada titik jenuh dimana aku mulai merasa letih. Dan yang kuharapkan, Allah akan membantuku untuk melewati saat-saat sulit itu J
            “Barang siapa yang memudahkan langkahnya mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga. “ (H.R Muttafaqun ‘Alaih)

Komentar

Popular post

makalah emotional intelligence

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang             Kecerdasan intelektual seringkali menjadi ukuran sebagian besar orang untuk meraih kesuksesan. Banyak orang berpikir, dengan kemampuan intelektual yang tinggi, seseorang bisa meraih masa depan yang   cerah dalam hidupnya. Tidak heran, banyak orang tua selalu menekankan anaknya untuk meraih nilai sebaik mungkin agar kelak memiliki masa depan yang cemerlang. Sistem pendidikan di negara kita yang lebih menekankan pada prestasi akademik siswa atau mahasiswa juga semakin mendukung argumen tersebut. Padahal kenyataannya, kecerdasan intelektual bukanlah hal mutlak yang dapat menjamin kesuksesan seseorang.             Mungkin kita sering bertanya-tanya mengapa orang yang ber-IQ tinggi justru banyak yang mengalami kegagalan dalam karirnya. Sedangkan orang yang ber-IQ sedang justru dapat lebih sukses dari orang yang ber-IQ tinggi. Hal itu disebabkan karena ada satu kecerdasan yang lebih berpengaruh dalam menentukan kesuksesan seseoran

BOOK REPORT FILSAFAT MORAL

BAB   I PENDAHULUAN 1.1   Identitas Buku Judul buku       : Filsafat Moral Penulis                : James Rachels Cetakan              : ke enam Tahun terbit      : 2013 Penerbit              : Kanisius, Jl. Cempaka 9, Deresan, Yogyakarta 55011 Halaman             : 394 lembar Harga                 : Rp. 52.000,00 Penerjemah       : A. Sudiarja 1.2   Latar Belakang Penulisan Persoalan-persoalan amoral dewasa ini dinilai semakin memprihatinkan. Banyak kalangan masyarakat yang berperilaku melawan aturan-aturan moral. Aturan yang semula ditaati demi terciptanya keteraturan sosial, kini dengan mudah ditentang oleh banyak kalangan. Perbuatan amoral seolah menjadi hal lumrah di masyarakat. Keteraturan sosial semakin jauh dari harapan. Perubahan zaman yang diwarnai dengan arus globalisasi dan modernisasi merubah segala etika dan aturan moral menjadi sesuatu yang kuno, sehingga banyak kalangan yang meninggalkannya. Degradasi moral yang melanda generasi m

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

A.     Pendahuluan Bahasa merupakan   alat komunikasi yang penting   agar manusia dapat saling berinteraksi dan berbagi informasi dengan manusia yang lain. Bahasa ada yang digunakan secara lisan, adapula yang digunakan dalam bentuk tulisan. Bahasa melengkapi anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Melalui bahasa, manusia dapat terus mengembangkan kemampuan menalar yang dimilikinya. Kemampuan menalar tersebut sangat penting untuk mengembangkan kemampuan manusia agar terus berkembang kearah kemajuan. Hal itulah yang membuat perkembangan manusia cenderung dinamis. Mengingat pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia, maka penggunaan bahasa harus benar agar dapat dimengerti oleh manusia lain dan tidak menimbulkan kesalah pahaman, terutama dalam penggunakan bahasa tulisan. Dalam menulis, manusia tidak bisa sekehendak hati, tetapi harus mematuhi aturan-aturan yang berlaku. Di Indonesia, aturan menulis harus sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Penetapan atur