Di sudut ruangan ini, ketika senja semakin tak kasat
mata… ku hanya bisa menerawang tak tentu arah. Sudah berhari-hari, pikiran dan
perasaan ini saling beradu kekuatan. Logika ku menolak apa yang hati rasakan.
Berusaha melawan, namun justru semakin melemahkan pikiran.. perasaan yang
tengah kupendam, justru semakin tumbuh subur bermekaran. Rasa rindu akan sosok
itu.. semakin lama membuat ku sadar. Ruang kosong itu sudah mulai terisi
olehnya. Oleh dia yang baru saja hadir dalam lembaran hidupku. Oleh dia yang
dengan segala perangainya seolah menyihirku untuk senantiasa menghadirkannya
dalam setiap waktu…
Ya allah… sungguh tidak nyaman berada dalam situasi
seperti ini. Aku berada di sudut pandang yang hanya dapat menatapnya dari luar
lingkaran hidupnya. Dia memang dekat, namun tak kan mampu ku raih. Waktu dan
jaraklah yang akan membuatku semakin jauh dari nya. Kesempatan yang
mempertemukan kami, namun kesempatan jua yang memisahkan kami. Inilah saat yang
kutakuti, dimana aku harus berjuang untuk menghapusnya dari ruang kosong ini. Kebersamaan
singkat itu terlalu menyimpan banyak kenyamanan yang membuatnya melekat hingga
detik ini.
Akhirnya kegilaanku yang sudah lama tidak kambuh,
kini kembali lagi. Kasmaran, ya.. itu mungkin istilah yang orang gunakan untuk
menggambarkan apa yang kurasakan. namun kusadari ini salah ya Rabb… tidak
sepantasnya rasa itu kurasakan saat ini. Dia belum halal untukku. Dia tidak
boleh membuatku membagi cinta yang seharusnya hanya ku persembahkan padaMu.
Cinta yang hanya boleh bermekaran bila janji suci telah diucapkan. Ku bimbang
dan dilemma besar. Aku harus bisa kembali normal… kembali menjalani hari
seperti dulu, seolah dia tak pernah datang.
Dan… inilah puncak kelemahanku.. ketika pikiran ku
tak mampu lagi melawan, hanya seuntai doa yang kupanjatkan kepadaMu. Doa yang
kuharap dapat menjadi penentram laraku…
“Ya robb.. maafkan aku… Engkau maha tahu siapa yang
akhir-akhir ini membayangi pikiran ini. Maafkan aku yang membagi cintaku padaMu
dengan nya. Ya Rabb… aku tahu ini salah dan kumohon bantu aku untuk bangkit.
Kuatkan aku untuk melawan rasa yang belum halal ini. Kuatkan aku untuk
melupakan rindu yang senantiasa hadir mengusikku…”
Duhai engkau yang kini mengisi hatiku… engkau memang
istimewa, teramat istimewa. Mungkin kau tak pernah menyadari akan diri ini yang
senantiasa memandangmu dari sudut mataku. Terima kasih kau telah mewarnai
hariku dalam waktu yang singkat ini. Jangan khawatir.. aku akan berusaha untuk
melupakanmu. Hingga kau tak perlu tahu tentang semua rasa terpendam ini. Aku
yakin semua akan berlalu, seperti angin berhembus. Semua hanya soal waktu… kau
akan selalu ku kenang namun bukan untuk menjadi kenyataan yang terus
mengusikku. Ku berdoa semoga engkau bahagia selalu dengan kehidupanmu…. Biarlah
aku disini menahan sakit. Sakit karena terus berjuang melupakan perasaan ini.
Rindu yang semakin menyesakkan ini, linangan air mata ini… semoga kelak akan
membuatku sadar, engkau hanya asa yang tak kan mampu ku gapai…
Ya allah, engkau maha tahu siapa yang kelak akan
menjadi teman hidupku. Semua telah terukir indah dalam suratan takdirmu. Bantu
aku sabar dalam penantian yang entah kapan ujungnya. Doaku ku kirimkan untuknya
yang masih engkau sembunyikan. Pertemukan kami di waktu yang tepat, sesuai dengan skenario terindah yang
telah Engkau buat. Biarkan kuasaMu yang menjawab dimana tempat terbaik untuk
berlabuhnya hati ini..^^
Komentar
Posting Komentar