Langsung ke konten utama

Biarkan Kuasanya yang Menjawab



Di sudut ruangan ini, ketika senja semakin tak kasat mata… ku hanya bisa menerawang tak tentu arah. Sudah berhari-hari, pikiran dan perasaan ini saling beradu kekuatan. Logika ku menolak apa yang hati rasakan. Berusaha melawan, namun justru semakin melemahkan pikiran.. perasaan yang tengah kupendam, justru semakin tumbuh subur bermekaran. Rasa rindu akan sosok itu.. semakin lama membuat ku sadar. Ruang kosong itu sudah mulai terisi olehnya. Oleh dia yang baru saja hadir dalam lembaran hidupku. Oleh dia yang dengan segala perangainya seolah menyihirku untuk senantiasa menghadirkannya dalam setiap waktu…
Ya allah… sungguh tidak nyaman berada dalam situasi seperti ini. Aku berada di sudut pandang yang hanya dapat menatapnya dari luar lingkaran hidupnya. Dia memang dekat, namun tak kan mampu ku raih. Waktu dan jaraklah yang akan membuatku semakin jauh dari nya. Kesempatan yang mempertemukan kami, namun kesempatan jua yang memisahkan kami. Inilah saat yang kutakuti, dimana aku harus berjuang untuk menghapusnya dari ruang kosong ini. Kebersamaan singkat itu terlalu menyimpan banyak kenyamanan yang membuatnya melekat hingga detik ini.
Akhirnya kegilaanku yang sudah lama tidak kambuh, kini kembali lagi. Kasmaran, ya.. itu mungkin istilah yang orang gunakan untuk menggambarkan apa yang kurasakan. namun kusadari ini salah ya Rabb… tidak sepantasnya rasa itu kurasakan saat ini. Dia belum halal untukku. Dia tidak boleh membuatku membagi cinta yang seharusnya hanya ku persembahkan padaMu. Cinta yang hanya boleh bermekaran bila janji suci telah diucapkan. Ku bimbang dan dilemma besar. Aku harus bisa kembali normal… kembali menjalani hari seperti dulu, seolah dia tak pernah datang.
Dan… inilah puncak kelemahanku.. ketika pikiran ku tak mampu lagi melawan, hanya seuntai doa yang kupanjatkan kepadaMu. Doa yang kuharap dapat menjadi penentram laraku…
“Ya robb.. maafkan aku… Engkau maha tahu siapa yang akhir-akhir ini membayangi pikiran ini. Maafkan aku yang membagi cintaku padaMu dengan nya. Ya Rabb… aku tahu ini salah dan kumohon bantu aku untuk bangkit. Kuatkan aku untuk melawan rasa yang belum halal ini. Kuatkan aku untuk melupakan rindu yang senantiasa hadir mengusikku…”
Duhai engkau yang kini mengisi hatiku… engkau memang istimewa, teramat istimewa. Mungkin kau tak pernah menyadari akan diri ini yang senantiasa memandangmu dari sudut mataku. Terima kasih kau telah mewarnai hariku dalam waktu yang singkat ini. Jangan khawatir.. aku akan berusaha untuk melupakanmu. Hingga kau tak perlu tahu tentang semua rasa terpendam ini. Aku yakin semua akan berlalu, seperti angin berhembus. Semua hanya soal waktu… kau akan selalu ku kenang namun bukan untuk menjadi kenyataan yang terus mengusikku. Ku berdoa semoga engkau bahagia selalu dengan kehidupanmu…. Biarlah aku disini menahan sakit. Sakit karena terus berjuang melupakan perasaan ini. Rindu yang semakin menyesakkan ini, linangan air mata ini… semoga kelak akan membuatku sadar, engkau hanya asa yang tak kan mampu ku gapai…
Ya allah, engkau maha tahu siapa yang kelak akan menjadi teman hidupku. Semua telah terukir indah dalam suratan takdirmu. Bantu aku sabar dalam penantian yang entah kapan ujungnya. Doaku ku kirimkan untuknya yang masih engkau sembunyikan. Pertemukan kami di waktu yang  tepat, sesuai dengan skenario terindah yang telah Engkau buat. Biarkan kuasaMu yang menjawab dimana tempat terbaik untuk berlabuhnya hati ini..^^

Komentar

Popular post

Semangat Berkarya dari UPI untuk Indonesia

serbuan putih hitam... hehe Ada suasana yang berbeda di UPI ketika tanggal 26-29 Agustus kemarin. UPI diserbu oleh ribuan orang berbaju putih hitam. Eits.... jangan berpikir kalau ada magang kerja massal atau ada gerakan demo mahasiswa karena kelangkaan BBM akhir-akhir ini. Lantas, ada apakah gerangan??? Wah... ternyata penyebabnya karena ada MOKA-KU (Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum) untuk menyambut para mahasiswa baru...^_^   Horeee!!! Punya ade baru... ade nya banyak lagi, sampai ribuan orang. Haha...             Setahun yang lalu, aku ada di posisi yang sama dengan mereka. Kemeja putih, kerudung putih, rok hitam, plus atribut name tag khas untuk identitas mahasiswa baru. Tidak lupa dengan beragam barang bawaan yang ditugaskan panitia. Aku hanya tersenyum simpul ketika melihat ade-ade ku yang baru. Aku mengerti perasaan dan segala kerepotan mereka mengikuti MOKA-KU, karena aku juga pernah menjadi seperti itu....

Makalah Ilmu Negara

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Keberadaan suatu institusi yang bernama negara tidak dapat dielakkan, hal ini karena kodrat manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan perangkat yang menjadi ikatan kebersamaan dalam kontrak sosial antar manusia.Perangkat institusi yang bernama negara diharapkan menjadi wadah agar manusia bisa menjalankan kehidupannya dengan baik, jauh dari sengketa atau konflik dan menjaga kedamaian sosial.Dengan alasan tersebut, maka negara memiliki faktor penting dalam kehidupan manusia. Disamping banyaknya orang   membicarakan tentang Negara, tetapi mereka belum mengenal seluk-beluk atau pengetahuan dan wawasan tentang Negara. Maka dari itulah penulis berinisiatif untuk membuat makalah mengenai “Konsep Dasar Ilmu Negara”. B.      Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merusmuskan masalah makalah ini sebagai berikut. a.        Apa pengertian ...

Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus

            Sayup-sayup suara adzan membangunkan ku dari tidur lelapku. Namun, badanku masih terasa sangat letih untuk ku ajak bangkit menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim. Udara dingin seolah semakin membelaiku untuk kembali menarik selimut. Akhirnya… tak kuhiraukan suara panggilan untuk segera memenuhi panggilan Allah. Kembali ku teruskan mimpi yang sempat terputus. Namun… baru sebentar ku terlelap, suara ayam berkokok dari HP ku sudah kembali mengganggu. Dengan malas ku matikan alarm yang sudah semakin nyaring bunyinya.             “Aduh! Ini ayam berisik banget! Lima menit lagi ya yam. Nanti bangunin lagi.” Gumamku setengah sadar, sambil mengatur alarm kembali.             Namun… kali ini aku benar-benar terlelap. Tak kudengar lagi suara ayam berkokok atau bunyi apapun yang membangunkanku. Sinar hangat men...