Kamu
tentu hapal dengan lirik lagu berikut ini:
Kasih ibu kepada beta
Tek terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia…
Ya.. itulah lagu “Kasih Ibu” hasil
buah karya ibu Sud. Lagu abadi yang diwariskan dari masa ke masa hingga semua
orang tidak asing mendengarnya. Lagu sederhana yang menggambarkan betapa
tulusnya seorang ibu menyayangi kita. Malaikat yang diturunkan Allah untuk
senatiasa menjaga dan melindungi kita di bumi ini. Hingga dengan cintanya, aku…
kamu.. kita… dan mereka, dapat menjadi seperti saat ini..
Renungan
kisah dibawah ini semoga kembali mengingatkan kita pada kasih sayang kedua
orang tua kita… nasehat dari seorang ibu kepada anak gadis yang begitu dicintainya...agar
ia tidak terjerumus pada kesenangan duniawai hingga merasakan penyesalan di
kemudian hari..
Ibu…
ibu…ibu…ia berjuang pertaruhkan nyawanya yang berharga hanya untukmu. Ia selalu
berpikir bahwa nyawa kamulah yang lebih berharga darinya. Ibu berusaha sekuat
tenaga untuk melahirkanmu kedunia dengan selamat, agar kamu dapat melihat
indahnya dunia yang penuh dengan kasih sayang. Hingga detik itu mengiringi
kehadiranmu dan senyuman manis dari bibir sang ibupun menyambut tangisanmu.
Lantunan adzan dari sang ayah menjadi doa yang menjadi awal mulamu menyambut
dunia. Hari-harimu pun dimulai, setiap detik pikiran dan perhatian ibumu selalu
tertuju padamu. Ia tak ingin sedikitpun ada luka pada dirimu. Begitu juga
dengan ayahmu yang senantiasa berjuang membanting tulang demi mendapatkan
rupiah agar kebutuhanmu tercukupi.
Ketika
kau tumbuh semakin besar, kekhawatiran ibumu semakin meningkat. Kamu bersekolah
dan mengenal dunia luar. Tahukah kamu bagaimana perasaan ibumu ketika kamu
berada di luar rumah dan jauh dari pengawasan ? ibu merasa khawatir, takut kamu
tahu bahkan mengenal kesetanan dunia, mengenali nikmatnya dunia yang salah.
Ketika kamu bersekolah di sekolah formal biasa, dimana wanita dan pria
bercampur dalam satu kelas, ada sebersit cemas di hati ibu. Ibu takut kamu
tidak bisa menjaga diri. Ibu takut ada yang menyakitimu karena kamu permata
hati ibu yang cantik. Ibu berusaha meyakinkan dirinya bahwa kamu bisa menjaga
diri.
Ibu
berjilbab dan mengenalkan kamu pada jilbab. Berharap kamu mengerti dan menutupi
cantikmu dengan jilbab. Setiap adzan berkumandang ibu memanggilmu dan
mengingatkanmu untuk solat mengingat Allah. Ibu memasukanmu ke kelompok
pengajian sore hari, berharap agar kamu tidak terlalu banyak bermain dan
belajar ilmu agama. Ibu ingin kamu memahami agama agar kamu tidak
tersesat di dunia ini. Ibu membuatkanmu sarapan sebelum sekolah agar kamu kuat
ketika kamu mencari ilmu. Ibu memberimu ongkos ke sekolah agar kamu tidak
tersesat dan lelah berjalan, agar kamu cepat pulang dan terhindar dari
kesetanan dunia. Ibu memberimu buku agar kamu mengenal dunia lewat buku. Bukan
berarti ibu mengurungmu nak, ibu hanya ingin kamu terhindar dari kesenangan
menyesatkan.
Namun…
apa balasanmu?! Kamu justru mengabaikan semua perhatian dan kecemasan ibu. Kamu
terjebak dalam dunia barumu. Dunia yang kamu rasa lebih indah dan lebih
menyayangimu. Dunia ketika kamu mengenal sahabat bahkan kekasih baru. Entah
kamu yang memilih atau kamu yang dipilih, kamu mengenal seorang laki-laki yang
mencintaimu dan kamupun mencintainya. Kamu dan dia kemudian saling mengenal
dalam, dalam, dalam… dan lebih dalam lagi.
Ibu
mencoba memperingatimu dengan nasihat-nasihat ibu, dan ibu dianggap kolot
olehmu. Kamu yang sudah mengenal “pacaran” menganggap hal itu sebagai hal lumrah.
Kamu tahu rasanya hati ibu ketika kamu mulai menyenangi lawan jenismu? Ibu KHAWATIR
nak.. Nak, dia datang dengan beribu kata sayang dan cinta, dibumbui janji-janji
manis yang kian merasuk dan menghipnotismu. Awalnya kalian hanya saling
menyapa, kalian dekat, kalian mulai berkirim pesan, lalu mengobrol di sekolah,
pulang bersama, dan dia diam-diam mulai memandang matamu, kemudian dia meraba
dan memegang tanganmu dan kemudian… kemudian… kemudian…kalian melakukan hal
yang seharusnya kalian hindari.
Kamu
tahu apa yang selanjutnya terjadi? Lelaki yang kau puja itu MENINGGALKANMU. Ya…
dia meninggalkanmu dengan DOSA yang ia buat bersamamu. Mungkin namanya akan
kembali bersih ketika dia bertobat. Tapi kamu nak….??? Kamu akan tetap KOTOR
dengan aibmu. Kamu tahu bagaimana perasaan IBUMU? Ketika itu HANCURLAH hati ibu
ketika permata yang bersih yang selalu ibu lap dengan doa, terlumuri tinta
hitam yang mengeras. “Tinta itu mengeras
dan menutupi permukaan permata yang ibu lap setiap saat”. Hati ibu hancur
nak… ketika dia merenggut permata hati ibu. Ibu selalu berdoa “Ya Allah jaga anakku, tumbuhkan ia menjadi
wanita yang cantik, cantik paras serta imannya.” Tapi kamu? Dibalik doa ibu
itu, kamu bermain dengan duniamu, dunia kesesatan, kamu anteng dengan kenikamatan
dunia sesaat nak!!!
Jauhi
mereka wahai permata hatiku. Karena tak perlu kamu cari, Allah telah
memasang-masangkan segala ciptaannya dengan sepantas-pantasnya, layaknya gelap
dan terang. Kini semua telah terjadi, kamu terlalu jauh mengenal lawan jenismu hingga
kamu terjatuh. Kamu terjatuh diantara setan-setan yang menertawakanmu. Setan
itu berkata padamu nak… “Mana janji manis
kekasihmu? Dia pergi meninggalkanmu kan??!!!”. Kini kamu kotor… kotor
tertutupi tinta yang mengeras.
Kamu
paham ilmunya nak, kamu tahu bahwa bersentuhan dengan lawan jenis itu haram,
berpandangan itu zina dan kesenangan syahwat itu dosa. Lalu pikiranmu dibutakan
seakan kamu tidak pernah mengetahui itu, yang kamu rasakan hanyalah kesenangan
bersama kekasihmu. Ya begitulah kamu beralibi kalau ini atas dasar cinta, dan
kamu menuntut ibumu untuk mengerti kalau anaknya ini adalah remaja yang sedang
jatuh cinta. Tapi… apakah kamu pernah mencoba untuk mengerti bagaimana perasaan
ibu, ketika dibelakangnya, kamu tega menghianati kepercayaannya? Kamu
memberikan aib bagi keluarga dan menghancurkan semua harapan indah ibu padamu.
Dunia ini berputar nak, dan hukum alam akan berlaku. Kelak… kamu akan mengerti
hancurnya perasaan ibu ketika anakmu nanti menghancurkan semua harapanmu. Kamu
akan memahami semuanya setelah menjadi ibu. Percayalah, semua perbuatan akan
ada balasannya!
Sumber:
dikutip dari bulletin “SUSKSES” SMAN 1 Padalarang, dengan perubahan
sungguh besar perjuangan ibunda :')
BalasHapusia tapi seringkali kita mengabaikannya...
BalasHapus