Pernahkah kita meragukan kasih sayang Allah? Pernahkah
kita merasa bahwa Allah tidak adil kepada kita? Mungkin sesekali atau bahkan
seringkali kita pernah merasakannya. Dengan atau tanpa disadari, terkadang
keluhan itu meluncur begitu saja dari lisan kita. Lantas, benarkah Allah itu
tidak adil dan tidak penyayang seperti persangka yang pernah kita rasakan?
Sebelum kita menjawabnya, mari kita resapi kisah berikut terlebih dahulu.
Ada
seorang mahasiswa yang pergi ke tukang cukur. Sambil memotong rambut mahasiwa
tersebut, terjadilah perbincangan diantara mereka. Tukang cukur mengatakan
bahwa ia tidak percaya Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ia juga ragu
kalau Allah itu ada. Mendengar penuturan tukang cukur, sontak saja mahasiswa
tersebut terkejut. Apa alasannya sampai tukang cukur dapat berpikir sampai
sejauh itu.
"Kok bisa ngomong gitu mang?"
"Ia gimana lagi cep. Katanya Allah itu Maha
Penyayang sama hamba-Nya. Tapi kok hidup manusia beda-beda. Ada yang kaya,
makin kaya, nah... yang miskin makin miskin. Kalo Allah itu emang Maha
Penyayang sama Maha Adil, kenapa ga semua orang dibikin kaya aja. Jadi semuanya
hidup seneng, ga ada yang susah."
Mahasiswa itu terdiam sejenak. Jika dipikir-pikir ada
benarnya juga perkataan tukang cukur tersebut. Namun, ia kemudian menemukan
jawaban yang tepat untuk membalikkan kata-kata tukang cukur dan kembali
meyakinkan diri bahwa tukang cukur itu hanya keliru.
"Kalo gitu, saya juga ga percaya kalo di dunia ini
ada tukang cukur mang."
Kali ini giliran tukang cukur yang terkejut. Bagaimana
mungkin mahasiswa ini bisa berkata demikian sementara ia sendiri sedang
dipotong oleh tukang cukur.
"Lah... acep ini gimana. Rambut acep kan lagi
dipotong sama tukang cukur, gimana mungkin acep bilang kalo di dunia ini ga ada
tukang cukur."
"Kalo emang di dunia ini ada tukang cukur, semua
orang pasti rambutnya rapih mang. Ga ada yang panjang ga ke urus, atau model
rambut urakan lainnya. Tapi buktinya, mang bisa liat sendiri, masih banyak
orang yang rambutnya ga rapih."
"Itu kan salah mereka sendiri kenapa ga dateng ke
tukang cukur. Jadi rambut mereka berantakan cep."
"Nah... gitu juga sama kaya Allah mang. Allah itu
ada, tapi manusia aja yang ga mau dateng ke Allah. Mereka ga mau minta tolong,
makanya hidup mereka susah. Sama kaya manusia yang rambutnya ga rapih tapi ga
mau dateng ke tukang cukur. Ya.. rambutnya bakal gitu-gitu aja."
Tukang cukur itu terdiam. Sejenak ia berpikir, perkataan
mahasiswa tersebut benar adanya. Banyak manusia yang memiliki keinginan dan
harapan tinggi, tapi hanya sedikit yang mau melibatkan Allah di dalamnya,
termasuk dirinya. Tukang cukur itu lantas berterima kasih kepada mahasiswa
tersebut karena telah menyadarkan dirinya dari kekeliruannya selama ini.
Dari
kisah diatas, tentunya kita sudah menemukan jawaban yang tepat atas prasangka
kita yang keliru tentang Allah. Allah itu tidak pernah pergi dari kita. Ia
sangat dekat, bahka lebih dekat daripada urat leher kita. Justru, kita lah yang
seringkali melupakan kekuatan cinta dan kasih Allah ditengah gemerlap kehidupan
yang semakin menyilaukan. Kita seringkali lupa menyertakan Allah dalam setiap
ikhtiar yang dilakukan. Bahkan, kita seringkali hanya mengingat-Nya ketika
benar-benar dilanda kesulitan dan melupakannya ketika kesenangan datang. Jadi,
siapa yang tidak adil?
Allah
memberikan kita ujian dan kesulitan karena ia sangat mencintai hamba-Nya. Hal
tersebut seperi yang terdapat dalam hadis yang artinya "Barangsiapa
yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka ditimpakan ujian padanya" (HR.
Bukhari). Ujian akan membuat iman kita semakin teruji dan meningkat. Sama
seperti halnya ketika kita sekolah, ujian akan membuat kita berada di level
yang lebih tinggi. Ujian akan membuat kita semakin dekat dengan Allah dan
membuat kita menyadari hal-hal yang seringkali terabaikan sebelum ujian itu
datang.
Ujian yang menimpa kita bukan hanya
berupa kepedihan tetapi bisa juga berupa kesenangan. Semua ujian tersebut
membutuhkan kesabaran agar kita mampu melewatinya. Sabar, ya... sebuah kata
yang mudah kita ucapkan tapi sulit diaplikasikan. Melalui ujian inilah kita
akan tahu seberapa besar rasa sabar kita yang sesungguhnya. Kesabaran yang kita
miliki dalam menjalani ujian inilah yang akan membuat kita dicintai Allah,
seperti dalam Q.s Al-Imran:146 yang artinya "... Allah mencintai
orang-orang yang sabar."
Cara lain yang Allah gunakan untuk
menunjukan cinta kepada makhluk-Nya adalah dengan mengambil sesuatu yang
dicintai makhluknya. Mengapa demikian? Karena Allah itu sangat mudah cemburu
melihat makhluk-Nya menduakan Allah. Mungkin kita sadar sering membuat Allah
cemburu, maka dari itu Allah mengambil hal yang kita sukai agar kita menyadari
bahwa Allah sedang cemburu.
Misalkan ketika kita sedang menyukai
seseorang, hati dan pikiran kita lebih sering membayangkan tentang "dia"
daripada mengingat Allah. Setiap detik, menit, jam yang berlalu hanya untuk
mengingat dia, bahkan ketika sedang beribadah kepada Allah. Pada saat itulah
Allah cemburu kepada kita. Oleh karena itu, ia membuat kita menjauh dari
"dia" sampai hati kita kembali tenang dan normal kembali. Mungkin
saat-saat itu terkadang sulit dan menyakitkan untuk kita. Tapi disaat itulah
kita justru menyadari cinta yang sebenarnya yang harus kita puja adalah Allah,
bukan yang lain. Allah tahu bahwa ada hal yang tidak baik yang sedang kita
dekati, makanya Allah menjauhka itu dari kita. Hal itu seperti yang terdapat
dalam sebuah hadis berikut "Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra: Bersabda
Rasulullah Saw,” Sesungguhnya Allah cemburu, dan cemburu Allah Ialah mencegah
seseorang mengerjakan apa yang diharamkan-Nya” (HR.Bukhari-Muslim).
Hal tersebut seperti juga berlaku
ketika Allah mengambil barang berharga yang kita sukai. Mungkin barang tersebut
hilang, rusak atau bahkan dicuri oleh orang lain. Itu semua rencana Allah agar
kita tidak melupakan Allah hanya karena lebih asyik dengan barang tersebut.
Bahkan, barang tersebut mungkin lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.
Allah tahu mana yang terbaik. Boleh jadi apa yang kita anggap baik, justru
buruk menurut Allah.
Satu senjata yang Allah berikan
untuk orang beriman, yaitu doa. Allah akan menolong hamba-Nya jika mereka
meminta pertolongan. Doa akan membuat kita tenang dalam mengarungi kehidupan,
sesulit apapun cobaan yang datang. Allah Maha mendengar doa kita. Doa itu akan
dikabulkan di saat yang tepat, bukan disaat yang kita inginkan.
Ada tiga rahasia Allah sebagai tanda
cinta-Nya yang Allah sembunyikan di dalam tiga perkara, yaitu:
1.
Allah sembunyikan rahmat-Nya dalam setiap amal kecil yang kita lakukan.
Jangan pernah menganggap bahwa
ibadah itu hanya salat, puasa dan ibadah-ibadah lain yang terdapat dalam rukun
islam. Kebaikan kecil yang kita lakukan juga bernilai ibadah. Misalkan memungut
sampah yang berserakan di jalan. Hal yang kita anggap kecil itu, mungkin
bernilai pahala yang besar, karena kita ikhlas dan allah sangat meridhai
perbuatan tersebut.
2.
Allah timpakan murkanya disetiap maksiat.
Maksiat akan menimbulkan noda kecil
di hati kita. Semakin kita terbiasa dengan maksiat, maka noda itu akan semakin
banyak dan menutupi hati kita. Akibatnya, hati akan sulit menerima hidayah
Allah. Bahaya sekali jika Allah sudah tidak membuat hati kita menyesal ketika
melakukan dosa. Akan sulit untuk merasakan indahnya cinta Allah dan hidup kita
jauh dari keberkahan.
3.
Allah sembunyikan walinya diantara hamba-hamba-Nya
Setiap manusia memiliki derajat yang
sama disisi Allah, yang mebedaknnya adalah ketakwaan. Jangan memandang rendah
orang lain karena kita menganggap orang tersebut memiliki derajat yang lebih
rendah dari kita hanya karena pekerjaan, pendidikan atau penghasilan kita lebih
tinggi darinya. Karena boleh jadi, orang yang kita pandang sebelah mata
memiliki kedudukan yang lebih tinggi di sisi Allah. Kita tidak akan pernah tahu
seperti apa kedahsyatan amalan orang yang kita anggap rendah. Jadi jangan mudah
menghakimi orang dengan menilainya hanya dari penampilan saja.
Bergaul dengan makhluk yang baik
saja sudah terasa menyenangkan, apalagi bergaul dengan Allah yang Maha Baik,
sang Pencipta makhluk baik tersebut. Hanya Allah yang paling enak untuk
diandalkan. Kita hanya perlu meminta pertolongan Allah dan Allah akan sangat
mudah membolak balikan takdir. Kita hanya perlu tetap berkhusnudzon, karena
alur kehidupan kita telah diatur oleh Allah, sebagai pencipta skenario
kehidupan yang terbaik.
Komentar
Posting Komentar